Sayangkan Tak Dikelola seperti di Singapura dan Normandia

Ady mengetahui keberadaan benteng Kedung Cowek itu secara tidak sengaja bersama seorang teman yang merupakan anggota TNI. Ady dan komunitasnya sempat pula melakukan aksi bersih-bersih benteng Kedung Cowek beberapa tahun lalu.

Seperti ditulis Ady di bukunya, dari benteng Kedung Cowek itu, bekas pasukan Heiho (bentukan Jepang) yang mengubah nama menjadi Batalion Sriwidjaja melawan serbuan kapal-kapal Inggris yang dikomando Kapten R.C.S Garwood. Tepat 10 November, kapal-kapal destroyer Inggris memuntahkan 350 tembakan meriam kaliber 45 inci ke arah Kota Surabaya.

”Di luar dugaan Inggris, pasukan Batalion Sriwidjaja bisa mengoperasikan meriam-meriam yang tersisa di benteng. Mereka dibantu arek-arek kampung setempat dan bekas tentara KNIL,” terang Ady tentang kisah yang dimuat di halaman 29 buku tersebut.

Benteng Kedung Cowek termasuk aset Belanda yang sempat jatuh ke tangan Jepang. Dari benteng Kedung Cowek itulah, para pejuang bisa menembak jatuh pesawat yang dinaiki Brigjen Guy Loder Symonds.

Pesawat itu jatuh di sekitar pantai timur Surabaya setelah ditembak dari Kedung Cowek. Informasi yang didapat Ady menyebutkan, saat itu para pejuang berhasil memodifikasi meriam pantai menjadi meriam antiudara.

”Dari hasil penelusuran yang saya dapat, jaring para nelayan di sekitar lokasi hingga awal 90-an masih sering kecantol besi yang sepintas mirip bangkai pesawat,” ujar Ady.

Memang jatuhnya pesawat Guy Loder itu masih menjadi perdebatan. Inggris ’’yang tak mau malu’’ menyebut pesawat itu jatuh karena kerusakan. Yang jelas, perlawanan pejuang di Surabaya yang mengakibatkan Guy tewas membuat Inggris makin kalap.

Meriam dan peluru yang awalnya ditembakkan ke berbagai sisi sempat difokuskan ke benteng Kedung Cowek. ”Sampai saat ini, bekas-bekas peluru itu masih tersisa,” terang Ady sambil menunjukkan video bekas tembakan-tembakan di benteng Kedung Cowek.

Benteng Kedung Cowek akhirnya memang jatuh ke tangan Inggris. Berdasar catatan Inggris dalam Public Record Office Ref No 172/6965 X/5 1512, disebutkan di Kedung Cowek saat itu ditemukan 400 ton amunisi meriam yang belum sempat digunakan.

Ady dengan detail menggambarkan kondisi benteng Kedung Cowek serta benteng-benteng lain dulu dan sekarang. Bahkan, dia menggabungkan peta udara saat ini dengan blueprint yang didapatkan dari Belanda.

Tinggalkan Balasan