Bukit Tak Jadi, Saksi Bisu Heroisme Imam Bonjol

Dalam waktu dekat, kata dia, pihaknya berencana merehabilitasi makam jenggot Tuangku Imam Bonjol, yang terletak di SD Negeri 18 Tanjung Bungo. Memperbaiki makam anak tuanku Imam Bonjol, bernama Sutan Chaniago, terletak di Jorong Kampung Chaniago.

Merehabilitasi kembali makam Syech Muhammad Said Al Khalidi Padang Bubus, murid tuanku Imam bonjol dan orang pertama pembawa tariqat Naqsabandiyah dari Mekkah ke Sumatera Barat (Indonesia). Ada sepatah kata, dari Tuanku Imam Bonjol tentang terlukanya ia akan pengkhianatan dari kaumnya sendiri yang terlena dengan iming-iming harta oleh pihak kolonial Belanda pada masa itu. ’’Menghadapi kolonial Belanda bukan persoalan bagiku. Tapi, mempersatukan Bonjol aku terluka karenanya’’ ini sepenggal kutipan dari ucapan beliau. Sepenggal kalimat itu, bentuk kesedihan beliau terhadap kaum yang mulai terpecah belah. ’’Masyarakat Bonjol tak mau bersatu waktu itu dan malah terlena akan harta yang diimingi pihak kolonial,’’ sebut Nefizar.

Untuk menghormati perjuangan Tuanku Imam Bonjol itu, Pemerintah Kabupaten Pasaman mendirikan sebuah museum ditanah seluas satu hektar. Museum ini berdiri megah di Kecamatan Bonjol. Museum berisi benda-benda bersejarah terkait Perang Paderi yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol melawan Belanda. Seperti keris, pedang, senapan, meriam, pakaian paderi, lukisan, piring, mangkok dan peralatan dapur lainnya serta sejumlah alat kesenian tradisional.

Sekadar catatan, Tuanku Imam Bonjol adalah pahlawan nasional. Beliau berasal dari Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Kisah heroiknya melawan penjajahan Belanda dikenal dengan perang Paderi. Dia, mendapat apresiasi dari pemerintah sebagai pahlawan nasional melalui SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, diberikan pada tanggal 6 November 1973. (*)

Tinggalkan Balasan