bandungekspres.co.id– Arsene Wenger dan Jose Mourinho sama-sama melatih tim asal London. Publik Inggris sering membandingkan kualitas keduanya. Pun, kedua pelatih ini kerap terlibat perseteruan di media massa. Namun, jika musim lalu Mourinho kerap memenangkan duel epik ini, kali ini situasinya berubah drastis. Musim ini Wenger lebih berhak tertawa, sementara Mourinho terus terbenam akibat buruknya performa Chelsea.
Wenger, yang pernah dijuluki oleh Mourinho sebagai ”Spesialis Kegagalan,” musim ini justru menunjukkan superioritasnya dari Mourinho. Setidaknya, superioritas itu berlaku hingga pekan kesepuluh Premier League. Wenger bisa tertawa bahagia karena timnya, Arsenal, kembali memetik kemenangan keempat secara beruntun, yakni saat menghadapi Everton di Etihad Stadium, akhir pekan lalu.
The Gunners menang 2-1 berkat gol Olivier Giroud dan Laurent Koscielny di babak pertama. Mereka memuncaki klasemen sementara untuk pertama kalinya sejak Februari 2014. Total Arsenal mengoleksi 22 poin hasil tujuh kemenangan dan satu kali imbang. Kemenangan itu juga menyempurnakan pekan yang dijalani Arsenal.
Sebelum mengalahkan Everton, The Gunners terlebih dulu menghajar Watford 3-0 dan mempermalukan Bayern Munchen 2-0 di ajang Liga Champions. ”Ya, ini pekan sempurna dan tidak mudah untuk meraihnya. Sekarang kami harus tetap kompak, fokus, dan merendah, sambil terus berusaha memeragakan permainan yang lebih baik,” kata Wenger sambil tersenyum.
”Apakah saya berpikir akan berada di posisi saat ini (peringkat satu) setelah 10 pertandingan? Sejujurnya, tidak. Sebelumnya saya menduga perjalanan kami akan lebih panjang karena Manchester City memulainya dengan meraih lima kemenangan,” pelatih asal Prancis ini menambahkan.
Memang, posisi Arsenal akan kembali melorot ke peringkat dua jika Manchester City berhasil mengalahkan Manchester United dalam Derby Manchester. Tapi prestasi Wenger saat ini patut diapresiasi, terutama jika dibandingkan dengan seterunya, Jose Mourinho, yang menukangi Chelsea.
Ya, Mourinho memang sedang merana. Tak lain, hal itu dipicu performa buruk yang dialami timnya di sepanjang awal musim ini. Di Liga Champions, misalnya, The Blues yang tergabung di Grup G bersama FC Porto, Dynamo Kiev, Maccabi Tel Aviv, hanya duduk di peringkat tiga setelah hanya meraih satu kemenangan dalam tiga laga. Hal itu jelas mengecewakan mengingat lawan-lawannya, secara kualitas, jauh di bawah Chelsea.