Kisah Pohon Beringin Jembatan Mahakam

[tie_list type=”minus”]Larangan Tebang Sang Penunggu Cantik[/tie_list]

Pohon identik dengan kata nyaman sebagai penuduh. Namun tidak dengan pohon di dekat Jembatan Mahakam, Kelurahan Karame. karena berada di tengah jalan. Mengganggu estetika tapi tak berani ditebang.

Reza Mangantar

[divider style=”dotted” top=”20″ bottom=”20″]

Pohon-Mistis
REZA MANGANTAR/MANADO POS
MENYIMPAN MISTIS: Inilah pohon beringin yang berada di persimpangan dekat Jembatan Mahakam, Kelurahan Karame. Tak ada yang berani menebangnya

SEPERTI biasa, terik mentari mulai menyengat kulit saat mulai menanjak dari ufuk timur. Saat melintas di Jalan Cokroaminoto, suasananya cukup adem meski lalu lintas ramai. Maklum, kompleks Pekuburan Mahakam itu ditumbuhi banyak pohon besar.

Tapi ada satu pohon yang cukup mencolok: berada di tengah jalan. Bagi yang sering melewati jalan ini, keberadaan pohon itu biasa-biasa saja. Tapi yang baru saja melintas, anggapannya aneh karena pohon itu seperti menjadi bundaran di persimpangan jalan.

Sepintas pohon itu biasa saja. Hanya saja, batang dan dahannya sudah penuh dengan tanaman semacam benalu. ’’Setahu saya pohon ini sudah ada sebelum saya lahir. Kira-kira waktu jaman penjajahan Jepang,’’ ungkap Laila Tendean, warga Mahakam.

Perempuan 49 tahun ini pun mengaku memang sudah banyak mendengar cerita mistis dari pohon beringin tersebut. ’’Kalau tidak salah pohon ini tumbuh dengan sendirinya. Dan memang banyak menyimpan cerita-cerita mistis,’’ kata penjual bensin eceran tersebut.

Menurutnya, cerita dari orang-orang sekitar, pohon tersebut dihuni oleh hantu gadis berparas cantik, berambut panjang, dan berpakaian serba putih. ’’Memang benar, penghuni pohon beringin tersebut adalah seorang perempuan cantik. Namun herannya, dia tidak pernah mengganggu warga yang berada dekat pohon beringin itu,” jelas Om Oja, warga kompleks Jembatan Mahakam.

Sosok perempuan cantik itu, katanya, tidak setiap hari menampakkan diri. “Dia selalu menampakkan wujudnya kalau pas hujan gerimis, ataupun tidak hujan sama sekali. Muncul kira-kira, sekitar pukul 01.00 sampai pukul 03.00 dini hari,” tambahnya.

Sekitar 60 tahun lalu, kata Om Oja, hantu perempuan itu selalu menampakkan dirinya di lokasi yang saat ini menjadi pangkalan ojek dekat pohon tersebut. ’’Kalau dulu, dia (hantu) selalu duduk di pangkalan ojek ini,” katanya.

Tinggalkan Balasan