[tie_list type=”minus”]Naik 23 Poin setelah Bergerak di Zona Merah[/tie_list]
JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemarin (19/0) sore ditutup sedikit menguat, setelah kemarin (19/10) pagi bergerak di zona merah. Berdasarkan data Bloomberg, kemarin sore, rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,17 persen ke level Rp 13.517 dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp 13.540 per dolar USD.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp 13.488 hingga Rp 13.580 per dolar USD. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah di posisi Rp 13.563, dari hari sebelumnya pada level Rp 13.534 per dolar USD. Sedangkan kurs jual BCA pada pukul 16.43 WIB berada di level Rp 13.530.
”Sentimen eksternal menjadi salah satu penopang mata uang rupiah untuk kembali bergerak menguat setelah pada tadi pagi (kemarin) sempat berada di area negatif,” kata analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta kemarin.
Menurut dia, proyeksi belum akan dinaikannya suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed fund rate) pada tahun ini menyusul prospek pertumbuhan perekonomian global yang masih melambat, terutama di pasar negara berkembang juga menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah menguat.
”Belum akan dinaikannya suku bunga AS membuat investor kembali masuk ke aset-aset berisiko di pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. Kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed terjadi pada awal 2016,” katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, fluktuasi rupiah terhadap dolar AS masih akan bervariasi karena tidak menutup kemungkinan bank sentral AS menaikan suku bunganya pada Desember tahun ini. ”Masih ada satu kali lagi rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), itu akan terus dicermati investor,” kata Lukman Leong.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa secara umum prospek perekonomian Indonesia masih cukup positif ke depannya sehingga nilai tukar rupiah bergerak cukup stabil dengan kecenderungan menguat. ”Tekanan dari eksternal memang masih berpotensi untuk membalikan arah pergerakan rupiah, namun paling tidak ada harapan positif dari dalam negeri sehingga fluktuasi rupiah akan tetap stabil,” katanya. (bbs/fik)