Nah, sebagai upaya preventif, pihak Polda Jaya pun menerapkan sejumlah syarat kepada Mahaka Sports and Entertainment selaku promotor turnamen. Di antaranya, Mahaka harus mengurangi jumlah tiket di laga pemungkas tersebut. ”Kalau kapasitas stadion sebanyak 80 ribu penonton, maka yang kami sarankan tiket yang dijual maksimal 70 ribu,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian.
Sebagai gantinya, Mahaka disarankan untuk menyediakan sejumlah fasilitas layar berukuran jumbo di sejumlah titik di sekitar Stadion. ”Itu penting untuk memecah konsentrasi penonton yang tidak mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam stadion. Kami memang harus ekstra waspada, karena pertandingan ini juga melibatkan masa dalam jumlah besar,” jelasnya.
CEO Mahaka Hasani Abdulgani tidak bisa membantah syarat tersebut. Menurutnya, itu adalah permintaan yang rasional dan demi keamanan bersama. ”Apalagi, usia stadion juga sudah sangat tua yang mungkin sudah tidak layak untuk menampung penonton sebanyak seperti awal stadion itu berdiri. Selain itu, kami juga tidak mau mengambil risiko adanya gesekan antara suporter,” kata Hasani.
Dengan begitu, untuk tibun bagian atas yang mampu menampung 30 ribu penonton, akan dikerucutkan menjadi 20 ribu penonton saja. Sementara untuk tribun bagian bawah yang kapasitasnya memuat 50 ribu kursi hanya akan dijual 45 ribu tiket. ”Target kami, jumlah tiket yang kami cetak hanya sekitar 65 ribu sampai 70 ribu saja,” jelasnya.
Hasani lantas menjelaskan, harga tiket paling mahal untuk laga tersebut adalah sebesar Rp 200 ribu untuk kategori VIP. Sementara untuk tribun bagian barat dan timur hanya dibanderol seharga Rp 150 ribu. Sedangkan untuk sisi di belakang gawang Rp 100 ribu. Sementara untuk tribun bagian atas, tiket hanya dijual dengan harga Rp 50 ribu.
Menurut Hasani, dari total tiket yang mereka cetak tersebut, hampir 60 persen diberikan untuk pendukung Persib Bandung. Sementara mereka sisanya, dibagi rata untuk pendukung Sriwijaya FC beserta penonton personal. (dik/pra/jpg/rie)
