Balita Pakai Oksigen

Harga satu set tabung tersebut tergolong cukup mahal. Yakni Rp 800 ribu per set. Jika dipakai intensif, oksigen tersebut hanya membantu Nadia bernafas selama kurang lebih dua jam saja. Tabung mahal tersebut sebenarnya bukan pilihan awal Sarmaini. Dia biasanya membeli tabung oksigen portable kecil yang harganya hanya Rp 35 ribu. Namun, saat ini apotek kehabisan stok tabung oksigen tersebut.

Akibatnya dia pun harus beralih ke yang lebih mahal. Itu pun untuk pengisian ulang tabung, Sarmaini juga mengaku kesulitan. Sebab, peminatnya di apotek sangat banyak dan sering kehabisan. Hingga kemarin, sudah empat buah tabung ukuran satu kubik dan tak terhitung tabung portable yang dihabiskan untuk menyambung nafas Nadia.

Sarmaini mengaku, sebelumnya Nadia belum pernah separah ini. ”Biasanya jika asmanya kambuh, Nadia cukup minum obat dan beristrihat saja. Namun kini, sejak asap dia harus dipasangkan nebuler dan selang oksigen. Karena dia sangat kesulitan bernafas,” papar neneknya.

”Dia kesakitan. Kami tak tega melihatnya. Jika tak ada peralatan bantu nafas tersebut, entah bagaimana kondisi Nadia saat ini,” tambah sang nenek dengan wajah murung.

Nadia sendiri saat ditemui tampak terbaring sambil mengenakan peralatan bantu nafas di hidungnya. Tak jarang dia menangis karena sulit bernafas dan mengaku sesak. Wajahnya begitu pucat. Matanya sayu seperti kelelahan. Bocah kecil tersebut adalah satu dari ribuan korban keganasan asap.

Oleh karena itu, Sarmaini berharap kelak pemerintah bisa segera mengatasi bencana tersebut. Dia ta ingin ada Nadia Nadia lain di luar sana yang harus membeli mahal oksigen untuk bernafas. ”Sampai kapan asap ini berakhir? Saya kasihan melihat Nadia yang tak henti merasa sesak. Ia masih sangat kecil untuk merasakan hal tersebut,” tambahnya.

Untuk biaya sendiri, Sarmaini sudah menghabiskan banyak uang agar sang cucu bisa hidup. Namun, itu tak lagi dipedulikamnya. Yang terpenting Nadia bisa tersenyum dan melakukan akitivitas seperti biasa. Di tengah penderitaannya itu, terpikir olehnya bagaimana jika nasib tersebut menimpa keluarga miskin yang tak mampu? (ali/mg3/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan