[tie_list type=”minus”]Panglima Soal Tantangan Di HUT ke-70 [/tie_list]
JAKARTA – Hari ini, pertunjukan hebat akan terselenggara di Pantai Kiat Indah, Cilegon, Banten. Untuk pertama kalinya, tiga matra TNI, yakni AD, AU dan AL akan berdemonstrasi tempur bersama menggunakan peluru asli. Kemegahan tersebut merupakan puncak perayaan HUT TNI yang ke-70.
Pertempuran di laut itu, disebut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai bentuk komitmennya mendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia. Tak tanggung-tanggung, 5.540 prajurit dan 247 alutsista milik tiga matra akan diturunkan dalam pertempuran air yang menegangkan. ’’Saya undang masyarakat berduyun-duyun ke sana,” ujarnya di Jakarta kemarin (4/10).
Di usia yang 70 tahun, Gatot mengakui, ada beberapa hal yang masih menjadi tantangan TNI. Yang perlu segera dirumuskan strateginya adalah bergesernya model peperangan di dunia internasional. Sebab, menurutnya, peperangan saat ini merupakan peperangan yang berlatar belakang energi. ’’Bahkan ke depan bisa berlatar belakang pangan,’’ ungkapnya.
Dalam konteks tersebut, Indonesia dinilai Gatot dalam kondisi yang rawan. Sebab, Indonesia berada digaris equator yang diberikan potensi energi dan pangan yang besar. Dan situasi tersebut tidak hanya mengancam TNI, melainkan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Dengan tantangan berat tersebut, TNI masih bergelut dengan persoalan lama yakni alutsita yang sebagian besar berusia tua. Hal itu membawa dampak yang mengkhawatirkan, dalam kurun waktu sepuluh tahun, sudah 18 pesawat TNI yang jatuh.
Namun mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menegaskan, berbagai program sudah dicanangkan untuk memperbaiki hal tersebut. Dalam program jangka pendek,TNI sudah melakukan inspeksi ketat dalam menerbangkan pesawat. Sebab, dia menolak untuk menghentikan penggunaan alutsista hanya karena ada yang jatuh.
Adapun program jangka panjang, Gatot mengatakan, TNI sudah memiliki Rencana Strategis (Resntra) yang berkelanjutan, atau dikenal dengan Minimum Essential Force (MEF). Program yang sudah berjalan sejak 2009 itu dibagi menjadi tiga tahap, dan berakhir pada tahun 2024. ’’Sebagaimana perintah presiden, kita beli yang baru saja,’’ kata Jenderal Bintang empat tersebut.
Sementara dalam konteks kesejahteraan prajurit, Gatot mengakui, apa yang didapatkan prajurit belumlah ideal. Meski sudah meningkat 56 persen, dirinya berjanji untuk terus meningkatkan kesejahteraan prajurit.