Sarasvati Pertama Kali Padukan Seni Teater dan Musik
COBLONG – Sebuah ranjang berseprai putih tersimpan di tengah panggung. Di atasnya, ada perempuan yang memainkan music box. Dia bernama Ratimaya. Katanya, dulu music box itu diberi dari ayahnya sebagai hadiah. Kemudian mengalun lagu dari Sarasvati berjudul Centini.
Tiba-tiba Ratimaya diserang sekumpulan burung putih. “Aah, pergi!” katanya, mengusir burung-burung itu. Namun, tak lama kemudian, Ratimaya berbincang dengan burung-burung. Bahkan bersenda gurau. Lalu dia didekati sekelebat kabut hitam. Kabutnya bisa bicara. Bahkan, punya nama, Arsa.
Ratimaya kemudian diajak Arsa ke sebuah gedung tua. Tapi, dia bertanya-tanya dalam hati. ’’Arsa, siapa dia? Mengapa dengan mudah aku percaya?” ucapnya. Bersama Arsa, gadis muda itu lalu loncat dari loteng gedung tua. Kemudian lagu berjudul Takut dari Sarasvati mengalun, mengiringi Arsa dan Ratimaya yang loncat.
Adegan-adegan teatrikal tersebut tersaji dengan apik dalam pertunjukan Ratimaya Sarasvati. Show yang ditawarkan Sarasvati ini merupakan judul pertunjukan sekaligus album baru yang diluncurkan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (1/10).
Konon, ini adalah mimpi mereka. Mewujudkan sebuah pertunjukan dengan konsep drama musikal. Tak banyak band yang berani membuat konsep seperti ini. Namun, bersama ALLAbout Iceperience, dengan keyakinannya Sarasvati memberanikan diri untuk membuat konsep pertunjukan berbeda.
Bersama kelompok “Merchant Of Emotion”, studio kreatif yang berfokus pada pengembangan konten cerita teater, Sarasvati berani membuat sebuah konser kolaborasi untuk pertama kali dengan seni teater. Sepuluh lagu yang ada di dalam album Ratimaya Sarasvati disajikan dengan konsep yang berbeda. Menjadi satu dalam sebuah cerita utuh. Selain konsep pertunjukan, Sarasvati juga mengemas cerita itu di dalam album terbaru mereka. CD Audio semi Audio Book. ’’Langkah ini cukup berani diambil, dan kami siap menerima segala risikonya,’’ ucap Risa Saraswati, leader Sarasvati.
Ratimaya yang berarti bayangan keindahan (bahasa sanskrit), akan menjadi mimpi yang indah sekaligus mencekam. Dalam jangka panjang, konsep pertunjukan ini akan dibawa ke kota lain di Indonesia. Bandung sebagai kota kelahiran Sarasvati akan menjadi kota kelahiran Ratimaya Sarasvati pula.