[tie_list type=”minus”]Enam Ribu Jamaah Sudah Pulang[/tie_list]
MAKKAH – Proses penyelesaian identifikasi dan penelusuran korban tragedi Mina tampaknya masih berlangsung lama. Sebab, hingga kini ada 89 jamaah Indonesia yang belum ditemukan keberadaannya.
Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil, pihaknya tidak akan berhenti sampai menemukan kejelasan keberadaan 89 jamaah haji Indonesia yang menjadi korban Mina.
’’Kami mengerahkan 12 petugas untuk menelusuri mereka di RS, pemondokan, dan tempat lain yang memungkinkan mereka ditemukan,’’ ujar Djamil. Menurut dia, tadi malam ada seoarang jamaah yang hilang sudah kembali ke maktabnya di JKS 61, yaitu Farida Kartobi Arbai yang hilang lima haris sejak kejadian Mina (24/9). Tidak diperoleh informasi kemana Farida selama ini dan bagaimana keadaannya.
Yang memprihatinkan 89 jamaah yang hilang itu, berasal tidak hanya dari embarkasi yang selama ini dirilis. Tetapi, ada embarkasi baru yang melaporkan jamaahnya hilang setelah kejadian Mina. Yaitu embarkasi Batam kloter 14 (14 orang), Surabaya 48 (12 orang), Jakarta-Bekasi 61 (46 orang), Makassar 10 (5 orang), Solo 62 (6 orang), Surabaya 28 (4 orang), Balikpapan 5 (1 orang), Jakarta-Pondok Gede 33 (1 orang), Jakarta-Bekasi 21 (2 orang), Lombok 9 (1 orang), dan Surabaya 34 (1 orang). ’’Memang bertambah jumlah embarkasi yang melaporkan jamaah hilang,’’ tambah Kadaker Makkah Arsyad Hidayat.
Sedangkan jamaah korban Mina yang dirawat di RS baru ada dua yang kembali ke pemondokan, sementara lima lainnya masih dalam perawatan. Dengan demikian hari ini, jamaah haji yang wafat ada 46 orang, 42 jamaah Indonesia, dan empat orang WNI yang bekerja di Arab Saudi atau mukimin. Seorang jamaah wafat yang baru diidentifikasi adalah Dahlia Sulaiman Hamdan dari embarkasi Batam 14.
Dahlia dikenali oleh suaminya sendiri Suparno. Suparno yang tinggal di maktab 1 Mina Jadid berhari hari mencari istrinya di Muaishim. Dia mengaku lega dan ikhlas setelah tahu foto istrinya terpasang sebagai korban Mina. ’’Ini istri saya, saat berangkat dia pakai mukena border ini,’’ katanya yang juga melihat syal kuning berbunga merah sebagai tanda rombongan Batam.
Suparno mengaku pergi bersama sang istri untuk melempar jumrah pada pagi itu. Keduanya bersama jamaah lainnya dibelokkan ke jalan Arab 204. Saat kejadian itu, Suparno hanya mendengar suara istrinya memanggil papah.