[tie_list type=”minus”]Berbanding Terbalik dengan Keramaian di Lokasi Wisata[/tie_list]
NGAMPRAH – Pajak hotel dan restoran di Bandung Barat pada tahun 2015 belum terserap optimal. Menjelang akhir tahun 2015, DPRD Bandung Barat akan mendorong peningkatan pajak hotel dan restoran. Sehingga, pajak hotel dan restoran di Bandung Barat mencapai target. Menurut sekretaris fraksi Partai Gerindra DPRD Bandung Barat Tatang Gunawan, di Bandung Barat banyak tempat wisata yang setiap akhir pekan pengunjungnya selalu banyak. Namun, serapan pajak belum optimal.
”Kita tuh punya Kampung Gajah, Kampung Daun dan lainnya. Pariwisata tersebut, setiap akhir pekannya selalu ramai dikunjungi. Sementara, pendapatan daerah dari tempat-tempat tersebut masih rendah,” ucapnya kepada Bandung Ekspres kemarin (27/9).
Dirinya mempertanyakan keadaan tersebut. Ada apa dan kenapa sampai tidak sesuai? Hal itu harus dibahas oleh badan anggaran. Bukan hanya terpenuhi target, bahkan harus lebih dari tahun sebelumnya.
Potensi untuk mendapatkan pendapatan daerah dari hasil pajak hotel dan restotan sangat besar. Di Tahun yang akan datang, target tersebut harus ditambah. Pada tahun sebelumnya, karena masih kurangnya pendapatan itu, BPK sampai memanggil dinas terkait karena ada indikasi kebocoran.
”Kekurangan-kekurangan yang ada sangat perlu dibahas. Bahkan sangat perlu dinaungi payung hukum guna meningkatkannya,” katanya.
Dari potensi yang ada, pendapatan tersebutnya harusnya melebihi target. Jangan sampai, dinas terkait merasa puas dari yang dilakukan. Menurut pantauan dewan, perlu adanya peningkatan dari yang ditargetkan. Bahkan, pengelola harus memberikan transparansinya kepada komisi II DPRD Bandung Barat.
Selain itu, dari pajak hotel dan restoran yang masih jomplang, menurutnya ada pajak reklame yang perlu disoroti. Standar dan aturan dari pajak tersebut tidak jelas dan perlu ada perda yang menaunginya. ”Banyak spanduk yang tidak sesuai dengan K3. Nah, dari satpol pp harus bisa bergerak menyelesaikan masalah tersebut. Jangan sampai hal ini menjadi masalah berkelanjutan,” tandasnya. (mg5/fik)