[tie_list type=”minus”]Hubungan Iran dan Arab Menegang[/tie_list]
BANDUNG – Inna lillahi wa Inna Ilahi rojiun. Berita duka itu pun akhirnya datang. Kabar terbaru dari Kementerian Agama (Kemenag) bahwa hasil verifikasi dan identifikasi jemaah haji korban tragedi Mina, Kamis (24/9) pagi, sudah ditemukan ada tiga jemaah haji Indonesia dinyatakan ikut menjadi korban meninggal.
Menurut petugas Kemenag di Makkah, mereka telah dapatkan informasi sementara dari Kedubes RI di Arab Saudi ada tiga warga negara Indonesia (WNI) meninggal dunia. Mereka adalah Hamid Attuwi dari Surabaya, Saiyah asal Batam dan satu jamaah belum teridentifikasi berjenis kelamin laki-laki dari Purbolinggo.
Kasubag Informasi Haji Direktorat Penyelenggaraah Haji dan Umroh (Ditjen PHU) Kemenag, Affan Rangkuty mengaku telah menerima informasi bahwa total yang meninggal sebanyak tiga orang dan satu orang mengalami luka-luka. ”Itu semua masih diverifikasi. Kita menunggu data firm-nya pak,” kata Affan saat dikonfirmasi, kemarin (24/9).
Sampai saat ini, dari berbagai media internasional korban meninggal sudah 700-an jemaah dan ratusan luka-luka. Kebanyakan jemaah asal Afrika yang menjadi korban.
Mereka diduga terjebak di antara puluhan ribu jemaah yang berdesakan di Jalan Arab 204 untuk melontar Jumrah Aqobah, Kamis (24/9) pagi.
Yakin Ayah Jadi Korban setelah Ibu Telepon
Tragedi Mina kemarin ternyata menewaskan seorang jamaah haji dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dia adalah Sumaniro, 48, dari Desa Talkandang, Kecamatan Kotaanyar. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo menyebutkan, Sumaniro masuk kelompok terbang (kloter) 48 yang berangkat dari embarkasi Juanda, Surabaya.
Kepastian Sumaniro menjadi korban tragedi itu disampaikan anaknya, Reni Ayu Rahmawati, 22. Dia menceritakan, sekitar pukul 14.00 keluarganya menerima panggilan telepon dari orang tak dikenal. Si penelepon memberitahukan bahwa bapak Reni sudah almarhum. ”Teleponnya cuma sebentar, tidak tahu dari siapa. Tapi, saat ditelepon balik, tidak bisa,” tutur Reni.
Reni semakin yakin bahwa sang ayah yang biasa dipanggil Nero itu menjadi korban saat ibunya, Murtiningsih, yang kebetulan berangkat ke Tanah Suci bersama korban, menyusul menelepon kemarin sore. Ibunya meminta doa dari keluarga. Sebab, sang bapak dibawa ambulans gara-gara insiden di Mina tersebut. ”Saya telepon lagi ibu, masih belum bisa. Sekarang belum ada kabar lagi dari sana (Arab Saudi, Red),” terang Reni.