Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Bandung Tedi Rusmawan menilai, di usianya yang 205, kota Bandung, secara substansi ada perubahan nyata. Kendati demikian, tidak dipungkiri masih ada kekurangan. Oleh sebab itu, keberhasilan yang sudah diraih harus menjadi motivasi.
Salah satu contoh keberhasilan yang kasat mata di era kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Oded M. Danial, adalah partisipasi masyarakat dalam menanggulangi permasalahan kota di bidang sampah.
’’Melibatkan masyarakat dalam Gerakan Pungut Sampah (GPS), telah memotipasi Pemkot Bandung, lebih antusias menuntaskan persoalan kota lainnya,” tukas Tedi.
Sementara dalam kepariwisataan, melalui car free day dan culinary night, mampu menyedot perhatian wisatawan baik lokal maupun mancagara. ’’Ini inovasi positif, meski masih perlu perbaikan,” ucap Tedi.
Di bidang infrastruktur relatif bagus dengan capaian realisasi di kisaran 60-70 persen. Namun, secara global belum mampu menangani persoalan banjir Cilencang. Itu merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan solusinya. Untuk itu, masterplan drainase penting diselesaikan. ’’Ini perlu penanganan integral,” kata dia.
Seperti diketahui, Kota Bandung merupakan wilayah rawan bencana, terutama wilayah selatan. Masalah kekeringan saat kemarau panjang jadi ancaman bagi masyarakat dalam mendapatkan air bersih. ’’Mengantisipasi melalui danau-danau buatan, mendesak diwujudkan,” terang Tedi.
Di samping itu, sorotan publik terhadap kemacetan, dapat terjawab dengan merealisasikan transportasi massal. Diharapkan program itu juga ditindaklanjuti dengan monorel. ’’Transportasi publik itu sebuah keniscayaan,” imbuh dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, warga miskin di Kota Bandung, termasuk besar. 300 ribu warga miskin dengan 63.500 rumah tangga sasaran perlu perhatian serius. Upaya meningkatkan kesejahteraan warga miskin memang ditempuh wali kota melalui ’’sapa warga” setiap pekan. Serta wakil wali kota dengan jum’at kelilingnya. ’’Meski itu riil dilaksanakan, namun perlu perhatian semua pihak,” tukas Tedi.
Dalam bidang pendidikan dan kesehatan, program pro rakyat sudah digulirkan. Dinamika yang mencuat merupakan bukti realisasi kegiatan itu menyentuh masyarakat. ’’Hanya perlu perbaikan pelayanan. Agar yang tidak berhak malah jadi penikmat,” pungkasnya. (edy)