COBLONG – Untuk mengahadapi Idul Adha, Dinas Peternakan (Disnak) Jawa barat tengah menyiapkan petugas untuk memeriksa kesehatan hewan kurban. Kepala Dinas Perternakan Jabar Dodi Firman mengatakan, pengerahan petugas ini dibantu tenaga medis dan paramedis serta organisasi profesi untuk melakukan penyisiran kondisi kesehatan hewan kurban.
’Nanti ke depan rencananya ada launching. Penyisiran ini akan digelar pada 17 September mendatang,” jelas Dodi ketika ditemui di Gedung Sate kemarin (13/9).
Selain itu, ada paramedis dari sekolah kejuruan, organisasi profesi yaitu PDHI, dan fakultas kedokteran hewan IPB. Total lebih dari 260-an. Dodi menuturkan, pihaknya dalam menghadapi hari raya Idul Adha 2015 ini, sudah menyiapkan surat edaran ke tiap kabupaten/kota terkait pengawasan serta pemeriksaan hewan kurban.
”Kita launching tanggal 17, tapi sebelumnya, pada tanggal 15 Kota Bandung akan adakan launching pengawasan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengimbau agar masyarakat mengalihkan rencana memotong hewan kurbannya ke kambing atau domba. Selain daging domba memiliki kualitas baik dan enak dimakan, populasinya di Jawa Barat itu paling besar di Indonesia.
Deddy menyebutkan, jumlah domba di Bandung ada 8 juta ekor lebih. Dan itu potensi peternakan di Jabar. Ia menginginkan, agar masyarakat dalam melaksanakan ibadah kurban tidak tergantung pada sapi.
Menurutnya, sapi menjadi pasar potensial sebab peternak sapi asal Jawa Tengah dan Jawa Timur selalu memasok ke Jabar, DKI, dan Bali. ”Sapi banyak berdatangan dari luar daerah, seperi Jateng, Jatim, Nusa Tenggara, dan Bali. Tapi menurut mereka pemintaannya masih sepi-sepi,” ucap Deddy.
Dari segi harga, lanjut Deddy, kemungkinan pada musim kemarau ini cukup berpengaruh karena berkaitan dengan ketersediaan pakan. Tidak sedikit peternak yang mencari rumput hijau untuk pakan hewan ini dari daerah luar, sehingga menambah beban biaya operasional.
”Harga domba terus terang aja meningkat naik rata-rata Rp 500 ribu, karena biaya operasionalnya bertambah. Namun soal harga tidak jadi masalah, sepanjang konsumen tetap tinggi dan ketersediaan barang cukup,” pungkasnya. (yan/fik)