Basarnas Antisipasi Banjir Rancaekek

RANCAEKEK – Bencana banjir di kawasan Rancaekek merupakan menjadi bagian dari kerawanan rutin setiap tahun di wilayah Jawa Barat. Sebab, banjir tersebut menggenangi titik badan jalan Cileunyi hingga Cicalengka.

BASARNAS
YULLY HIDAYAT/BANDUNG EKSPRES
RAPAT KOORDINASI: Basarnas saat menggelar rapat koordinasi tanggap darurat banjir.

Tingginya penetrasi banjir tersebut kerap memutus jalan nasional Bandung – Garut – Tasikmalaya atau ke jalur selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Dengan alasan itu, pasca Hari Raya Idul Fitri 2015 berlalu, Pemerintah Propinsi Jawa Barat melakukan upaya pembenahan untuk sedikit mengurai kemacetan itu. Antara lain membongkar lapak dan kaki lima yang menutup selokan dan pedestrian, serta melakukan peninggian jalan setebal 30 cm melalui betonisasi.
Upaya ini setidaknya menjadi solusi kemacetan. Namun di sisi lain akan menimbulkan dampak baru. Berupa perluasan dan ke dalaman wilayah terdampak banjir.
”Air yang selama ini menggenangi jalan, dikhawatirkan akan berbalik masuk ke perkampungan akibat terbendung badan jalan beton itu. Sebelum 2015, di beberapa tempat misalnya Cikijing dan Cihanjuang bisa mencapai ke dalaman 1 – 1,5 meter. Kita khawatir musim hujan mendatang banjir akan meluas dan semakin dalam,” jelas Anggit M. Satoto SS MM, kepala Basarnas Jawa Barat, pada Rapat Koordinasi Kesiapan Penanganan Banjir, di Ruang Rapat Kantor SAR Bandung kemarin (7/9).
Oleh karena itu, Kantor SAR Bandung yang berlokasi di kawasan ini menginisiasi koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimka) dan para Kepala Desa yang tergabung dalam Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) di wilayah Cimanggung, Jatinangor dan Rancaekek.
Kegiatan tersebut kata dia akan ditindaklanjuti apabila itu terkait dengan tugas pokok dan fungsi Badan SAR Nasional. ”Basarnas menyediakan fasilitas dan peralatan SAR serta personel. Terutama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia yang kapabel dalam penanganan kedaruratan banjir khususnya. Penyiapan personel ini kami pandang penting karena Basarnas Jawa Barat hanya didukung 80 orang,” tuturnya.
”Jumlah ini tidak sebanding dengan luas wilayah dan kerawanan yang nyaris terjadi bersamaan waktu di beberapa wilayah Bumi Priangan ini,’’ tambah Anggit.

Tinggalkan Balasan