BBM Tahan Harga

Agus menilai harga jual BBM terutama premium saat ini terbilang rendah jika memertimbangkan berbagai situasi yang ada terutama fluktuasi harga minyak dunia dan penurunan nilai tukar Rupiah. Harga jual premium, kata dia, tidak pernah menyentuh lagi Rp 8.500 per liter sebagai harga yang pernah ditetapkan pada November 2014.

’’Kami juga memerhatikan keberlangsungan sektor riil dan berupaya turut serta menjaga kesinambungan ekonomi,’’ akunya.

Di tempat sama, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara menilai pemerintah sebaiknya lebih sensitif terhadap situasi perekonomian dan harapan masyarakat saat ini. Diharapkan ada pricing policy berupa penurunan harga jual premium dan solar untuk mengurangi beban masyarakat.

’’Saya kira kita sepakat dan merasakan bahwa perekonomian sedang sulit. Konsumsi gas industri turun, konsumsi solar industri juga turun, begitu juga listrik. Itu artinya kegiatan ekonomi berkurang. Ini mumpung harga minyak dunia turun, coba lah turut membantu kurangi beban itu dan supaya daya beli kembali meningkat,’’ ulasnya.

Syaratnya, jika memang penurunan harga BBM jenis premium dan solar itu diturunkan, intervensi pemerintah harus berlanjut sampai di lapangan agar imbasnya benar-benar signifikan. ’’Ongkos transportasi harus turun, biaya lainnya juga ikut turun sehingga daya beli meningkat dan perekonomian kita bergerak cepat lagi,’’ pikir Marwan.

Pemerintah bisa memanfaatkan Peraturan Presiden nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual BBM. Dilakukan pemantauan terhadap perkembangan situasi sebagai bahan dilakukan evaluasi harga per bulan. (gen/hen)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan