Lama berkutat dengan karir musik ternyata tidak membuat Iwan menyerah pada keinginannya untuk meraih gelar sarjana. Sekali lagi dia mencoba peruntungan dengan mendaftar sebagai mahasiswa baru di kampus lamanya pada 1986. Pada tahun itu STP telah berubah nama menjadi IISIP (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Jakarta. Iwan yang dulu sudah terkenal makin tersohor saja. Namun, dia seolah enggan mengenakan atribut musisi saat di kampus.
Wahyu pernah iseng bertanya tentang musik kepada Iwan saat berada di kampus. Bukannya disambut dengan penuh semangat, Wahyu malah mendapat penolakan. ”Bang Iwan langsung kabur pas ditanya soal musik di kampus. Dia agak enggan membicarakan musik kalau sedang di kampus. Saya sih enggak tanya alasannya. Mungkin ya, dia ingin dianggap sama di kampus. Sebagai mahasiswa. Padahal, dia sudah sangat terkenal,” cerita Wahyu.
Iwan juga tidak pernah merasa sebagai bintang saat bergaul dengan teman-teman kampus. Dia bahkan mau mengikuti program ospek meski itu merupakan kali ketiganya menjadi mahasiswa baru. Dengan rekan-rekan seangkatan pun dia terbilang akrab.
Wahyu ingat betul saat Iwan yang aktif di tim sepak bola kampus sengaja membawa nangka berukuran besar saat latihan digelar. Iwan sengaja membawa nangka untuk bisa dinikmati teman-temannya yang baru saja selesai berlatih sepak bola. Dia juga tidak berkeberatan untuk ikut berlatih bersama tim kendati punya jadwal yang cukup sibuk sebagai musisi.
”Dia ikut juga pertandingan sepak bola antarkampus di Kuningan waktu itu. Waktu ada tanding sepak bola di Bogor, dia juga ikut. Orang-orang yang tahu biasanya sengaja datang hanya untuk melihat Iwan secara langsung,” jelasnya.
Wahyu melanjutkan, kala itu Iwan datang terlambat ke pertandingan. Saat dia datang, pertandingan dan para penonton sudah hampir bubar. Namun, keadaan berubah seketika. Mereka yang sudah hendak pergi mendadak kembali ke lapangan karena Iwan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
Sepak bola memang menjadi passion Iwan lainnya. Sejak dulu hingga sekarang. Yon Moeis, teman seangkatan Iwan di angkatan ’81 yang juga pengamat bola, mengatakan, jika sudah berbicara soal sepak bola, Iwan sulit dihentikan. Jika dulu cukup aktif turun ke lapangan, kini sang legenda itu lebih banyak jadi pengamat. Yon mengungkapkan, setiap bertemu dengan Iwan, sepak bola menjadi topik yang selalu hangat untuk diperbincangkan.