Laga perdana babak penyisihan grup A Piala Presiden antara Persebaya Surabaya melawan Martapura FC di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, kemarin (2/9) berakhir imbang tanpa gol.
Namun demikian, Pelatih Martapura FC Frans Sinatra Huwae tetap mensyukuri hasil pertandingan itu. Sebab lawan yang dihadapi timnya, tegas dia, merupakan tim papan atas di Indonesia. ’’Kami, Martapura bersyukur bisa memperoleh satu poin, masalah gol yang dianulir wasit ya kita terima,” ungkapnya selepas laga.
Tentunya dengan menahan imbang tim bertabur bintang menjadi pencapaian tersendiri bagi Rizky Ripora CS. Sebelum datang ke Bandung, Martapura mempersiapkan tim sejak jauh-jauh hari. Hal itulah, menurut Francis kunci sukses timnya dapat menahan imbang tim besutan Ibnu Grahan. ’’Tim kami tidak bubar dan di Martapura 80 persen pemain lokal. Kami latihan yang continue, Kuncinya berlatih dan berlatih,” ungkapnya.
Meskipun sukses mengimbangi Evan Dimas Cs, akan tetapi Francis mengakui masih punya pekerjaan rumah. Seperti untuk memperbaiki pola transisi. ’’Penyelesaian akhir kami kurang dan transisi dari menyerang ke bertahan pada babak kedua, itu yang harus dievaluasi,” sebutnya.
Sementara itu, Pelatih Persebaya Surabaya Ibnu Grahan menyayangkan hasil imbang ini. Sebab, sejak awal laga, Persebaya menguasai jalannya pertandingan. ’’Sangat disayangkan kami bisa menguasai pertandingan namun tidak banyak melakukan shooting ke gawang lawan,” katanya.
Tampil di laga perdana, diakuinya ada nervous yang dialami penggawanya. ’’Ya pasti ada rasa grogi karena laga perdana selalu tidak mudah. Mudah-mudahanan pertandingan selanjutnya bisa bagus,’’ tuturnya. (pra/vil)