Tantangan bisnis akik adalah menjaga serbuan batu impor dari Tiongkok yang acap kali banyak produk sintetis. Puspayoga lantas mencontohkan kalung yang berhias sepuluh batu mulia yang hanya dijual Rp 50 ribu. Padahal, biaya menggosok batu akik Rp 30 ribu per biji.
Menurut dia, desain pernak-pernik batu lokal tidak kalah bersaing. Hanya, perajin tak mampu mengolah sisa pecahan batu karena tak memiliki mesin yang berteknologi. Akibatnya, harga akik di pasar pun menjadi mahal. Dia menyatakan, dengan adanya pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015, pemerintah tidak dapat membendung produk impor. ”Tidak bisa dibatasi produk Tiongkok. Namun, kualitas produk kita wajib ditingkatkan,” tegasnya. (dim/c22/agm/rie)