PADALARANG – Puluhan warga Kecamatan Saguling mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Bandung Barat untuk melakukan audiensi bersama Komisi III. Kedatangan warga tersebut mempertanyakan proyek pengerjaan jalan sepanjang 16 kilometer yang menghubungkan Desa Cikande, Bojonghaleuang, Girimukti, Cipangeran, Saguling dan Desa Jati Kecamatan Saguling. Pasalnya, selama ini tidak ada sosialisasi dari aparat setempat dan juga Dinas Bina Marga Sumber Daya Air, Mineral dan Pertambangan kepada warga. Padahal, saat ini sejumlah material semisal batu sudah di simpan di pinggir-pinggir jalan yang akan diperbaiki.
Sejumlah warga mencurigai atas spesifikasi bahan dasar (batu) untuk pengerjaan jalan tersebut. Sejak warga mengambil sampel batu yang sudah berada di jalan, ternyata batu tersebut rapuh. ”Kedatangan kami ini untuk mempertanyakan jenis bahan batu yang akan digunakan untuk pengerjaan proyek jalan. Yang kita lihat di lapangan, ternyata batu-batu ini sejenis batu kapur yang mudah rapuh. Padahal, jalan yang akan diperbaiki itu merupakan jalan berstatus jalan kabupaten yang membutuhkan beban jalan hingga berton-ton,” kata Perwakilan Warga Saguling Devi Irawan kepada wartawan di Kantor DPRD KBB kemarin (25/8).
Hal senada diungkapkan warga Saguling lainnya Tantan, 35. Ia menduga, pengerjaan proyek jalan di wilayah Saguling dipermainkan oknum tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang besar. ”Pengerjaan proyek jalan di Saguling itu cukup besar. Kenapa bahan (batu) yang digunakan untuk pembangunan jalan merupakan bahan yang bukan peruntukannya. Lihat saja mudah rapuh, kami bawa sebagai bukti dan diperlihatkan kepada anggota dewan,” tegasnya.
Jika pengerjaan jalan ini tidak serius, ia meminta Bupati Bandung Barat Abubakar untuk mencopot Kepala Dinas Bina Marga lantaran sudah tidak amanah dalam menjalankan pengerjaan jalan. ”Kalau bekerjanya sudah tidak baik, mending copot saja lalu ganti sama orang yang lebih kompeten,” tegasnya.
Sementara itu, menurut Pemerhati Pembangunan, Asep Suhardi mengapresiasi atas sikap kritis warga Kecamatan Saguling terhadapa proyek pengerjaan jalan tersebut. Hal ini bisa dijadikan contoh dan bisa diikuti oleh warga masyarakat Kabupaten Bandung Barat lainnya. ”Sikap kritis warga Kecamatan Saguling patut mendapat acungan jempol. Sikap kritis ini seyogyanya diikuti oleh masyarakat lainnya. Karena hal ini akan bisa mendorong kualitas pembangunan infrastruktur sesuai harapan,” katanya.