[tie_list type=”minus”]Gunakan Pompa Penyedot Air [/tie_list]
CIBINONG –Tak dapat dipungkiri, musim kemarau mengakibatkan banyak lahan pertanian tak bisa dipanen. Pemkab Bogor mengklaim, ada 500 hektare sawah yang dipastikan gagal panen dari prediksi 3.000 hektare.
Bupati Bogor, Nurhayanti mengatakan, kondisi kekeringan terjadi hampir di semua daerah. Justru, kata dia, Pemkab berhasil menyelamatkan 2.500 hektare sawah. ”Kami bisa selamatkan 2.500 hektare,” katanya.
Keberhasilan tersebut, kata dia, tak lepas dari peran banyak pihak antara lain bantuan pompa ke sejumlah wilayah kekeringan. ”Kami juga terus mengupayakan dengan alat-alat penyedot air,” ujarnya. Untuk membantu petani pasca bencana kekeringan, Yanti berjanji akan memberi bantuan bibit dan pupuk bagi petani yang sawahnya mengalami gagal panen.
”Kemungkinan, ada juga dari pemerintah pusat yang memberikan lewat Dinas Pertanian dan Kehutanan untuk bantuan bibit dan pupuknya,” tuturnya.
Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor ini menambahkan, meski kemarau saat ini cukup parah namun tidak semua daerah mengalami penurinan produksi padi. ”Masih ada wilayah yang hasil panennya menggembirakan. Misalnya di Parungpanjang yang hasil pertaniannya tembus 9 ton per hektare dari biasanya 6 sampai 7 ton saja per hektare,” paparnya.
Sebelumnya, Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Bogor, Prasetiowati mengungkapkan, jumlah lahan fuso atau gagal panen pada akhir Juli tercatat 2.200 hektare, meningkat drastis disbanding awal musim kemarau dua bulan lalu yang hanya 50 hektare. ”Fuso tersebar di Kecamatan Cariu, Tanjungsari dan Jonggol. Untuk wilayah Barat ada 10 hektare yang fuso,” ujarnya. (jpnn/fik)