Stok Daging Ayam Aman tapi Mahal

Selain itu, tambah Elly, polisi juga siap bekerja sama jika ditemukan ada bandar atau pengusaha breeding farm yang ’’bermain’’.

Ade, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Kosambi, Kota Bandung mengatakan, harus sudah stop berdagang, sejak pukul 12.00. Dari biasanya tutup sekitar pukul 3 sore. ’’Sekarang harus nggak jualan sampai Hari Minggu,’’ kata dia di pasar.

Bukan tanpa alasan dirinya tutup lebih cepat. Sebab, Ade dan sejumlah pedagang daging ayam lain di pasar tersebut ikut mogok karena meroketnya harga daging ayam. Mencapai Rp 40 ribu per kilogram.

Selain itu, mogoknya ini pun sudah terkordinir. Setelah diterimanya selebaran dari Pesat Bandung Raya untuk mogok selama empat hari. Terhitung Kamis (29/8) hingga Minggu (23/8). Namun, sebelum mogok, dirinya sempat menjual beberapa potong ayam. ’’Tadi kejual banyak. Sisanya (ayam) dimasukan ke freezer di rumah,’’ jelas dia.

Selain alasan sepinya pembeli, lanjut dia, adanya denda yang tertera dari surat yang diberikan Pesat senilai Rp 20 juta untuk yang masih berjualan, menjadi alasan untuk ikut aksi mogok. Meski, tak berjualan selama empat hari, otomatis tak ada pemasukan.

 

Lain dengan yang dilakukan Imas, 45, pedagang ayam di Pasar Kosambi. Meski para pedagang daging ayam mogok, namun, warga Antapani ini memilih tidak. Sebab, hanya jualan daging ayam kampung. ’’Cuman disayangkan saja, biasanya jam segini ramai jualan. Sekarang malah pada mogok takut kena sanksi mungkin,’’ jelas dia.

Padaha, dia menegaskan, jika pun ingin dijatuhkan sanksi sebesar Rp 20 juta bagi yang tetap berjualan, lebih baik untuk modal. ’’Kasihan juga pedagang. Mendingan juga buat beli ayam potong untuk stok lebih bagus kan,” ungkap dia.

Harusnya, tambah dia, pemerintah peka terhadap permasalahan ini, sehingga dirasakan tidak berlarut-larut, khususnya pedagang. Mereka hanya menginginkan harga normal kembali. ’’Kasihan juga pelanggan yang akan membeli ayam potong sampai ada yang balik lagi,’’ ucap dia.

Para pedagang daging ayam di Pasar Soreang masih tampak berjualan. Meski sudah ada instruksi dari Pesat agar seluruh pedagang daging ayam melakukan mogok jualan. Ditemui di kiosnya sekitar pukul 13.00 WIB, seorang pedagang daging ayam Firman, 29, mengatakan, terpaksa masih berjualan karena ingin menghabiskan stok daging yang dimiliki. Alasannya, kalau langsung menutup kios, khawatir akan rugi. Terlebih dia hanya pegawai di kios tersebut. ’’Ya kalau langsung tutup kan sayang. Stoknya masih ada. Walaupun tinggal sedikit. Lagipula saya kan ngikutin intruksi pemilik modal. Saya kan cuma kerja di sini,’’ terang dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan