[tie_list type=”minus”]Dibawa Kekasihnya yang Ngaku Intel [/tie_list]
SUKABUMI – Sudah tiga tahun lamanya, Siti Hayatunnahar, 16, gadis asal Kampung Segog RT 02/01 Desa Batununggal, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi hingga kini tak jelas rimbanya. Dia hilang sejak 2012 lalu, diduga dibawa kabur seorang pria yang mengaku anggota intel Kodim gadungan sekaligus petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bernama Kurniawan, 50. Kendati keluarga sudah melapor kepada pihak kepolisian, namun sang anak hingga kini belum juga ditemukan.
Informasi yang dihimpun, sejak 2000 lalu, orang tua Siti memilih untuk berpisah. Dari situlah, Siti tinggal bersama sang nenek, Juju, 57. Sebelum meninggalkan rumah, siang harinya gadis yang saat itu masih duduk di kelas X salah satu SMA di Kabupaten Sukabumi ini meminta uang sebesar Rp10 ribu untuk membeli pulsa kepada neneknya. Tak menaruh curiga, sang nenek pun segera memberi uang, Siti pun segera berlalu.
Hingga malam hari, anak pertama pasangan Muhammad Solehudin, 40, dan Nonoh, 35, itu tak kunjung pulang. Neneknya mulai resah, dan segera melaporkan kepada ayahnya yang saat itu tengah bekerja di daerah Jampang. Tak menunggu lama, pihak keluarga langsung mencarinya, hingga mendapat kabar dari tetangga bahwa Siti naik angkot arah Cibadak dengan mengenakan kaos putih, dibalut jaket berwarna senada dan celana jeans biru.
’’Teman-temannya sampai semua sanak saudara telah kami hubungi, dan hasilnya gak ada. Bahkan, kami sempat ke daerah Kotabumi Kabupaten Tangerang Provinsi Banten setelah mendatangi orang pintar, dan itu juga gak ada,’’ ujar Juju seraya mengusap air mata.
Selama ini Eneng-sapaan akrab Siti, dikenal dengan sosok pendiam. ’’Tak ada persoalan atau masalah apapun di rumah. Biasa-biasa saja, gak ada yang aneh,’’ beber Juju yang didamping ayah Eneng, M Solehudin.
Disinggung adakah orang yang dicurigai, baik Juju maupun Solehudin menyebutkan curiga kepada seseorang yang kerap datang ke rumahnya dengan mengaku sebagai anggota intel dari Kodim sekaligus petugas KPK gadungan. Kurniawan sempat menyampaikan kehendaknya yang ingin mempersunting Eneng. Karena masih di bawah umur, dan perbedaan umur yang sangat jauh, baik Juju maupun Solehudin menolak lamaran Kurniawan. ’’Lagian Kurniawan itu sudah punya istri dan lima orang anak, gak mungkin saya terima lamarannya itu. Saya curiganya kepada dia (Kurniawan, red). Karena sejak Eneng gak ada, dia juga gak pernah datang lagi ke rumah,’’ timpal Solehudin yang diamini Juju.