SUMUR BANDUNG – Tingginya permintaan darah dari Cabang Palang Merah Indonesia (PMI) se-Bandung Raya, memungkinkan stok darah yang dimiliki PMI Cabang Bandung menyusut dengan cepat.
Namun demikian, persedian darah di PMI Kota Bandung untuk seminggu ke depan masih aman. Hal itu dinyatakan Sekretaris PMI Cabang Bandung Iwan Setiawan kemarin (13/8).
Menurut dia, permintaan darah PMI se-Bandung Raya, yang terjadi kemarin terbilang tinggi. Stok darah PMI Cabang Bandung sebanyak 1.400 labu, berkurang hingga tersisa 408 labu. ’’Darah Golongan A masih tersedia 100 labu, B – 121 labu, O – 153 labu dan darah golongan AB – 34 labu,’’ kata Iwan.
Dia menjelaskan, darah yang baik itu masa kadaluarsanya paling lama tersimpan selama 2 (dua) minggu. Sehingga, PMI tidak mungkin menyimpan stok darah yang banyak.
Selain proses darah memerlukan cost yang tinggi, plastik labu pun terjitung mahal. ’’Biaya paling tinggi dipakai untuk sterilisasi darah,’’ tukas Iwan.
Menyimpan stok darah yang banyak juga berisiko tinggi. Pasalnya, darah yang kadaluarsa tidak bisa dibuang sembarangan. Pembuangan darah harus melalui proses yang memakan biaya, sebab darah tak terpakai termasuk jenis limbah berbahaya. ’’Itulah makna dari setetes darah nyawa bagi orang lain,’’ ucap Iwan.
Atas dasar itulah, tutur dia, meski investasinya mahal agar cost produksi darah lebih efesiensi, pada anggaran tahun depan PMI Cabang Bandung akan menambah peralatan medis yang berbasis teknologi komputer. ’’Maka kepada masyarakat, PMI meminta mendonorkan darahnya demi kemanusian,’’ imbuh Iwan. (edy/far)