Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudarjat menambahkan, sekitar 40 persen industri tekstil fokus menggarap pasar domestik. Mereka sangat terpukul akibat melemahnya rupiah.
”Karena mayoritas industri tersebut memiliki kandungan impor yang terbilang tinggi di atas 50 persen. Seperti pasokan bahan baku, bahan baku penolong, pelembut pakaian dan pembersih bakteri yang biasa diimpor dari Jepang, Eropa dan Korea,” cetusnya. (dee/ken/dim/wir/ gen/rie)