Pemda Bisa Pindahkan SDN Cilame

NGAMPRAH – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat belum memutuskan pemindahan SDN Cilame yang saat ini posisinya satu area dengan kantor Desa Cilame. Desakan dari masyarakat dan orangtua siswa menjadi pertimbangan pihak pemda untuk mencari solusi terbaik agar sekolah tidak satu area dengan kantor desa.

SDN Cilame
HENDRIK KAPARYADI/BANDUNG EKSPRES

SATU AREA: SDN Cilame (kiri) satu area dengan Kantor Desa Cilame (belakang). Orangtua siswa khawatir dengan bolak-balik kendaraan yang lewat, kemarin.

Dalam rapat yang digelar di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada akhir pekan kemarin, belum menghasilkan keputusan apapun. Kepala Bidang Sekolah dasar (SD) pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bandung Barat Juhro menyatakan, setelah adanya usulan agar sekolah tidak satu area dengan kantor desa, pihaknya langsung membahas untuk mencari keputusan yang terbaik. ”Terkait pemindahan kantor desa itu belum diputuskan. Kita akan melakukan rapat lanjutan nantinya,” bebernya kepada wartawan kemarin (9/8).

Menurutnya, bisa saja malah SDN Cilame yang satu hamparan dengan Kantor Pemerintahan Desa Cilame yang dipindahkan. Opsi kantor desa atau sekolah yang dipindahkan tidak bisa diputuskan gegabah tapi perlu kajian lebih lanjut. ”Tanah yang digunakan oleh sekolah merupakan tanah carik desa dengan statusnya hak guna pakai. Mungkin saja kantor desa yang dipindahkan namun konsekuensinya pemerintah daerah harus menyiapkan lahan penggatinya,” tandas Juhro. Saat ini SDN Cilame memiliki sekitar 200 orang siswa. Bangunan sekolahnya relatif sangat kokoh karena belum lama dibangun, sama halnya dengan kantor desa beberapa ruangannya baru saja dibangun.

Sementara itu, Kepala Desa Cilame, Aas Mohamad Asor mendukung agar kantor desa bisa dipindahkan ke lokasi lain yang jauh lebih nyaman dan aman. Menurutnya, keberadaan kantor desa saat ini memang masih kurang nyaman terutama pada saat kendaraan motor dan mobil melewati anak-anak yang sedang belajar. ”Dengan suara motor dan mobil justru mengganggu anak-anak yang sedang belajar. Yang lebih bahaya, dikhawatirkan terjadi kecelakaan, namanya anak-anak seringkali lari-lari tanpa melihat bahaya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan