PAMEUNGPEUK – Ratusan siswa baru Madrasah Aliyah Al-Huda, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, berhamburan ke luar ruangan ketika gempa berskala 7,3 terjadi. Saat mendapatkan peringatan melalui sirine, para siswa menyelamatkan diri dengan bersembunyi di bawah meja.
Namun, kejadian ini tidak benar-benar terjadi. Hal itu merupakan salah satu adegan simulasi bencana yang digelar pihak sekolah. Pesertanya para siswa yang mengikuti Masa Orientasi Pramuka (MOP) dan Masa Orientasi Siswa (MOS). Melalui kegiatan ini, para siswa dilatih menyelamatkan diri dan menyelamatkan orang lain saat bencana datang.
Pantauan Soreang Ekspres di lapangan, mendengar sirine berbunyi, ratusan siswa yang sedang belajar, langsung berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Selang beberapa menit kemudian, petugas ACT (Aksi Cepat Tanggap), MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) berdatangan ke lokasi untuk melakukan pertolongan.
Tim Rescue langsung menyelamatkan para korban. Dalam simulasi, korban dibawa ke lokasi yang jauh dari reruntuhan gedung terkena gempa.
Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Huda, Kecamatan Pameungpeuk, Deni Solehudin mengatakan, simulasi gempa ini merupakan kegiatan MOS dan MOP yang digelar rutin setiap tahun. ’’Kegiatan simulasi ini, bertujuan untuk melatih mental para siswa. Selain bisa menyelamatkan diri, siswa juga belajar bagaimana caranya bisa menolong orang lain,’’ jelas Deni kepada wartawan, kemarin (31/7).
Menurutnya, wilayah Kabupaten Bandung termasuk rawan bencana, baik longsor maupun banjir. Dengan begitu, kegiatan ini dilakukan guna melatih kesigapan siaga bencana dan juga melatih mental siswa. ’’Kegiatan ini juga merupakan ekstrakulikuler volunteer. Nantinya siswa diharapkan untuk aktif bai dengan PMR, PMI, ACT, MRI maupun masuk sebagai petugas BPBD,’’ tuturnya.
Selain itu, lanjut Deni, pelatihan ini berhubungan dengan sosial. Dimana para siswa juga dilatih untuk beradaptasi dengan lingkungan. Sekaligus pembekalan buat siswa dalam menolong sesama. Sehingga, ketika bencana datang, siswa siap membantu warga kapanpun dan di manapun.
’’Di sini anak belajar bagaimana siaga bencana sendiri, penyelamatan diri, menyelamatkan yang terluka, identifikasi mayat, cara berlindung, dan menyelamatkan orang lain. Baik luka ataupun meninggal,’’ jelasnya.
Pihaknya berharap, para siswa yang lulus dari sekolah ini, berguna bagi masyarakat. Ilmu yang didapat bisa bermanfaat dan bisa digunakan di lapangan guna membantu sesama. (gun/tam)