[tie_list type=”minus”]Sama-Sama Tak Sabar Tunggu Duel[/tie_list]
HASIL drawing kualifikasi Piala Dunia 2018 di St. Petersburg pada Sabtu malam lalu (25/7) tidak hanya memunculkan “final dini” antarbeberapa negara yang selama ini menjadi “kontestan tetap” ajang empat tahunan tersebut. Tapi, juga melahirkan duel klasik Battle of Britain antara Inggris dan Skotlandia di grup F.
Kualifikasi zona Eropa yang terdiri atas sembilan grup akan dimulai pada September 2016. Total ada enam tim di grup F, empat lainnya selain Inggris dan Skotlandia adalah Slovakia, Slovenia, Lithuania, dan Malta.
Rivalitas Inggris dan Skotlandia merupakan yang tertua di dunia. Bertemu pertama kali pada sebuah laga persahabatan di Glasgow pada 30 November 1872 atau 143 tahun silam, kedua tim telah melakoni sebanyak 112 pertandingan dengan rekor menjadi Inggris menorehkan kemenangan lebih banyak.
Secara turnamen, duel di kualifikasi Piala Dunia 2018 bakal menjadi pertemuan ketiga di major event. Dua pertemuan sebelumnya di ajang Piala Eropa. Yakni, Euro 1996 dan playoff Euro 2000.
Dalam tiga pertandingan di dua major event tersebut, Three Lions “julukan Inggris” masih unggul dengan memenangi dua di antaranya. Satu laga lainnya menjadi milik The Tartan Army, sebutan Skotlandia.
Panasnya “derby” Inggris dan Skotlandia tak lepas dari faktor sejarah. Referendum tahun lalu memperlihatkan kalau hasrat Skotlandia untuk memisahkan diri “penjahahan” Inggris belum padam. Meski, referendum tahun lalu itu akhirnya dimenangi kubu yang masih ingin Skotlandia menjadi bagian dari Britania Raya.
Penolakan Skotlandia mengirimkan pemain untuk bergabung dalam tim sepak bola Britania Raya di Olimpiade 2012, London, juga bukti lain, sengitnya rivalitas kedua negara. Sikap Skotlandia itu diikuti Irlandia Utara. Jadilah, skuad lapangan hijau Great Britain hanya terdiri dari para pemain Inggris dan Wales.
Begitu hasil drawing Piala Dunia 2018 diumumkan, dunia maya juga langsung riuh. Para netizen Skotlandia umumnya menganggap kesempatan berada dalam satu grup adalah peluang membalas kekalahan di referendum lalu.
”Bayangkan jika kita bisa mengalahkan Inggris. Aku lebih suka untuk membayangkan hal itu ketimbang referendum lain,” ujar akun bernama @Bennymania.