Rupiah Semakin Lemah

[tie_list type=”minus”]Gara-gara Reshuffle Tidak Jelas[/tie_list]

JAKARTA – Situasi pasar global dengan fenomena superdolar diyakini sebagai penyebab anjloknya nilai tukar rupiah. Namun, ada pula faktor internal yang berpengaruh besar pada pelemahan rupiah.

Ekonom senior Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menjelaskan, dalam beberapa pekan terakhir, pelaku pasar memang tengah menunggu kebijakan nyata dari pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) untuk menggenjot kinerja ekonomi. ”Sayangnya, yang muncul justru hiruk pikuk tak produktif yang membuat pelaku pasar galau,” ujarnya kemarin.

Menurut Ryan, salah satu yang utama adalah rencana reshuffle atau perombakan kabinet yang tidak jelas. Sinyal reshuffle memang bagai timbul tenggelam. Saat bertemu dengan para ekonom di Istana Negara akhir Juni lalu, Jokowi tegas menyebutkan rencana bakal merombak menteri di bidang ekonomi.

Namun, isu kocok ulang kabinet tersebut lantas diredam Jokowi sendiri dalam beberapa pernyataan sesudah itu. Yang terbaru, Jumat lalu (24/7) Wakil Presiden JK menyiratkan belum adanya titik terang terkait isu reshuffle yang bakal dilakukan seusai libur Idul Fitri. ”Capek dengar (pertanyaan) itu. Nanti sehabis Lebaran Haji (Idul Adha),” katanya berseloroh.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) harus lebih responsif mengatasi pelemahan tajam rupiah meskipun penguatan dolar juga terjadi di negara-negara lain. ”Jangan bilang (pelemahan tajam) ini wajar dan meminta pelaku usaha tenang. Kami pusing kalau begini,” cetusnya. (owi/c9/sof/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan