[tie_list type=”minus”]Terbantu dengan Adanya Kontribusi Relawan[/tie_list]
CIMAHI – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi merehabilitasi 197 pecandu narkoba asal Kota Cimahi dan kabupaten bandung Barat (KBB). Jumlah tersebut, belum mencapai angka maksimal dari total pengguna narkotika yang terdata.
Kepala BNN Kota Cimahi Odang Mahdar menyebutkan, ada 750 orang diidentifikasi sebagai pengguna narkoba. Rehabilitasi harus dilakukan demi upaya menyembuhkan pengguna dari ketergantungan narkoba.
”Memang belum seluruh pengguna narkoba yang direhabilitasi karena masih banyak warga masyarakat yang tidak mau melaporkannya kepada kami,” jelas Odang di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Menurut Odang, rehabilitasi yang dilakukan tersebut bekerjasama dengan panti rehab yang berada di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. Meski, bentuk rehabilitasi tersebut ada yang dilakukan di panti rehab dan ada juga yang berobat jalan.
”Dari korban yang kami rehabilitasi tersebut mayoritas adalah pengguna ganja dan sabu-sabu, pengguna ganja mencapai sekitar 80 persennya,” terangnya.
Kondisi yang ada saat ini, banyak pengguna narkoban yang terjerat hukum. Di balik hal itu, bagi Odang, mereka pecandu atau pengguna narkoba adalah orang yang sakit yang perlu disembuhkan, bukannya dipenjara.
Dia memandang, kurangan terhadap penguna narkoba bukan solusi terbaik. Sebab, jika pengguna narkoba dipenjara, saat mereka keluar dari tahanan, maka ada kecenderungan untuk menggunakan lagi. Nah, kondisi ini yang kemudian perlu disikapi: pengguna harus sembuh total.
Ketika mereka kembali ”lubang hitam” maka hal yang terjadi ketika kecanduan itu muncul, adalah mencari cara memperoleh narkoba dengan dosis yang tinggi. Seiring sejalan dengan hasrat itu, narkoba juga perlu ditebus dengan biaya yang mahal.
”Makanya tak salah ketika beberapa di antara mereka yang akhirnya juga menjadi pengedar atau pun bandar,” ungkapnya.
Untuk mencegah hal itu, BNN Kota Cimahi gencar melakukan sosialisasi. Nah, pada praktiknya, BNN Kota Cimahi juga mendapatkan keringanan karena adanya bantuan relawan yang direkrut dan dijadikan kader. Salah satunya dari sekolah atau organisasi pemuda yang ada.