[tie_list type=”minus”]Upaya Pengamanan di Bandung Pasca Insiden Tolikara[/tie_list]
SUMUR BANDUNG – Dampak penyerangan masjid di Tolikara, Papua, harus cepat ditekan agar tidak merembet ke daerah lainnya. Oleh karena itu, kerukunan antar umat beragama wajib diperkuat dan diperhangat.
Kepala Pastur Gereja Katedral Santo Petrus Leo van Beurden menyatakan, dampak musibah pembakaran dan penyerangan di Tolikara tidak terjadi di Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung. ’’Saya berterima kasih, sejauh ini sudah aman dan terlindungi aparat kepolisian. Setiap kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik,’’ ujar Leo usai menerima kunjungan Polrestabes Bandung di Jalan Merdeka, kemarin (23/7).
Bahkan, sebelum insiden terjadi, dirinya selalu mengingatkan para jemaat untuk saling menghargai perbedaan satu sama lain. Dan menciptakan kedamaian antar umat beragama. ’’Saya menyampaikan ke setiap jemaat, kesempatan hidup hanya satu kali. Mendingan kita hidup sebagai saudara,’’ tuturnya.
Pertikaian yang terjadi antar masyarakat merupakan hal yang merugikan, apalagi mengatasnamakan agama. Semua agama, jelas Leo, mempunyai nilai-nilai kemanusiaan. Karenanya, kesadaran menjaga perdamaian saat ini menjadi tanggung jawab bersama.
Kepala Polrestabes Bandung Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol menambahkan, pertemuan dengan pengurus Gereja Katedral Santo Petrus hanyalah bentuk silaturahmi biasa. ’’Tidak hanya saat ada insiden seperti kemarin, ini hanya silaturahmi saja,’’ imbuh Yoyol.
Yoyol mengklaim, kondisi kenyamanan umat beragama di Kota Bandung masih dikatakan kondusif. Dirinya tidak menepis adanya aksi damai yang dilakukan beberapa pihak. Namun selama masih dalam koridor peraturan berlaku, pihaknya tidak akan melakukan pelarangan.
Disinggung isu adanya sweeping atau gangguan keamanan terkait insiden Tolikara, Yoyol mengatakan, fungsi intelijen telah diturunkan. Hal ini guna mengantisipasi adanya kegiatan yang mengancam umat beragama di Kota Kembang. Tapi, sejauh pantauan anggota intelnya, tidak ditemui adanya kegiatan yang mengancam keamanan.
’’Namun, kita tetap antisipasi. Kita juga tingkatkan fungsi Binmas untuk memberikan pemahaman dan imbauan-imbauan kepada masyarakat agar tidak terprovokasi,’’ papar Yoyol.
Selain imbauan, pihaknya sudah memberlakukan pengamanan di seluruh gereja dan tempat ibadah Kota Bandung. Berdasarkan data, ada 87 gereja dan 236 rumah ibadah yang menjadi fokus perhatian kepolisian. ’’Satu gereja dan rumah ibadah dijaga dua hingga tiga polisi. Kalau rumah ibadah itu, misalnya bangunan yang dijadikan gereja saat beribadah tiap minggunya. Kami juga mengajak ormas Islam untuk ikut menjaga,’’ ucap Yoyol.