PANYILEKAN – Keberadaan dua oknum diduga penyulut kebakaran Pasar Induk Gedebage, rupanya benar adanya. Setelah diamankan warga pasar dalam kondisi babak belur, keduanya diserahkan ke Babinkamtibmas setempat usai kejadian pada Senin (20/7) lalu.
Menurut Lurah Mekar Mulya, Kecamatan Panyilekan Karim, meski begitu kedua orang yang telah ditangkap itu baru diduga pelaku yang menyulut kebakaran. ’’Sebab, belum terbukti sebagai pelaku,’’ kata dia di kantornya, Jalan Mekar Mulya, kemarin (23/7).
Menurut dia, kedua oknum itu ditangkap setelah ketahuan warga membakar kios rental play stasion yang ada di area pasar. Namun, apakah kemudian apinya merembet ke kios lainnya, itu yang perlu didalami. ’’Saya sudah berkoordinasi dengan Babinkamtibmas kelurahan, dan jawabannya masih sama, (soal dua orang itu pelaku penyulut kebakaran) dalam penyelidikan, ’’ terang dia.
Domisili kedua oknum itu, kata Karim, selama ini tinggal di kawasan indutri Mekar Mulya. Menempati bedeng-bedeng. Tapi, setelah peristiwa kebakaran Pasar Induk Gedebage, tempat itu sudah dibongkar diratakan dengan tanah. Sedangkan, terkait perbedaan pandangan antara pedagang dengan pengelola pasar mengenai jumlah kios yang terbakar, pihaknya bersama kepala Pasar Induk Gedebage, masih mendata. Diharapkan hari ini (24/7) atau paling lambat Senin mendatang, pendataan menyeluruh sudah rampung. ”Hasil pendataan akan dilaporkan langsung kepada wali kota,” jelas dia.
Berdasarkan referensi yang ada, dalam satu blok pasar memang di isi 48 kios. Artinya, dengan dua blok yang terbakar berarti kios terbakar menjadi 96 buah. Namun, perbedaan jumlah kios pedagang yang terbakar bukan tanpa alasan. Sebab, banyak juga kios dan warung PKL yang berdiri di pinggir kios blok. Dengan begitu, tidak salah jika ada beda perhitungan kios terbakar melebihi seratus. Tapi, kembali Karim menegaskan, kepastian jumlah diberikan setelah pengecekan.
”Pokoknya data resmi akan diberikan setelah pengecekan melalui KTP pedagang. Mayoritas pedagang berdomisili di Kelurahan Mekar Mulya, ” ucap dia.
Selain itu, kata Karim, adanya ketegangan antara pedagang dengan PT Ginanjar Saputra sebagai pengembang pasar, bukan rahasia umum. Lalu, pemilik kios yang sekarang bukan pemilik awal. Sudah beberapa kali kios-kios itu berpindah tangan. Karena itu, agak sulit mempertemukan kedua pihak.