[tie_list type=”minus”]Kelola 17 Ribu Ha dengan Tumpang Sari[/tie_list]
BANDUNG – Perhutani Jabar dan Banten telah menyiapkan 17.000 hektare (Ha) lahan hutan untuk mendukung kedaulatan pangan. Sebagai salah satu poin program Nawa Cita Presiden Joko Widodo. Pelaksanaanya telah dirancang sesuai Calon Petani Calon Lokasi (CP/CL) dan dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Menurut Kadiv Regional Perum Perhutani Jabar dan Banten Ellan Barlian, program kedaulatan pangan bertujuan swasembada pangan. Terutama padi dan jagung. Keduanya akan ditanam di atas lahan seluas 17 ribu hektare dengan pola tumpang sari atau argoforestry. Sebab, fungsi hutan tetap harus dijaga.
Lahan tersebut ditebar ke 14 kelompok pengelolaan hutan (KPH). Di antaranya, di Indramayu, Cianjur, dan Sukabumi. Petani yang menggarap lahan ini, tergabung dalam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). Program ini bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. ’’Lahan itu sudah tersedia semua untuk tahun ini,” ujar Ellan, dijumpai di ruang kerja kemarin (9/7).
Selain lahan, kata Ellan, pihaknya akan membantu penggerakkan dan pengawalan di lapangan, agar program ini berhasil. Manfaat yang akan diperoleh dari hal tersebut adalah, pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan, pengurangan gangguan dan kesejahteraan petani meningkat. ’’Hasilnya kita salurkan ke Bulog,’’ terang dia didampingi Kasi Kelola Sosial dan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi Firman Syafrudin.
Dengan program tersebut, ujar pria bertubuh jangkung ini, diharapkan produksi bisa mencapai dua kali lipat. Pada padi, dari biasanya hasil panen 2,5 ton per hektare menjadi 5 ton per hektare. Lalu, produksi jagung dari 3,5 ton menjadi 6 ton per hektare.
Dia menjelaskan, kedua tanaman akan ditanam usai musim hujan. Sedangkan tahun ini diprediksi terjadi fenomena El Nino Moderate di Pulau Jawa pada bulan April sampai November. Dengan begitu, kemungkinan bakal terganggu. Karena itu, pihaknya telah mengantisipasinya, dengan cermat menentukan tata waktu tanam yang disesuaikan kondisi alam, untuk mengantisipasi gagal panen. ’’Harapannya awal tahun depan hasil panen sudah bisa didistribusi. Dan kita harapkan kegagalan itu tidak terjadi,” kata dia.