Gelaran Copa America 2016 di AS

Selain itu, Leoz yang sudah tidak lagi menjabat sebagai petinggi Conmebol juga sudah berstatus sebagai tahanan rumah setelah ditangkap di Paraguay, bersamaan dnegan penangkapan Webb. Dalam perbincangannya dengan ESPN, bendahara Conmebol Carlos Chavez menyebut ancaman pendanaan itu muncul.

Dia meragukan turnamen ini bisa berlangsung. Termasuk dengan adanya tuduhan dari pihak Departemen Kehakiman AS yang mengatakan ada suap sebesar USD 100 juta atau senilai Rp 1,33 triliun untuk mengamankan suara AS sebagai tuan rumah edisi satu abad ini.

”Kami menyaksikan bagaimana jika nantinya peristiwa ini terungkap, dan penyelidikan di balik ini semua tentu akanmenjadi kekhawatiran semua orang,” ujar Chavez, seperti yang diberitakan dalam The Associated Press. Sejauh ini, Presiden federasi sepak bola AS USSF Sunil Gulati dan Sekretaris Jenderal Conmebol Jose Luis Meiszner yang mengkawatirkannya.

Dalam wawancaranya dengan Radio America, Meiszner menyebut masih adanya tanda tanya itu bisa mempengaruhi keputusan apakah Copa America Centenario tetap digelar di AS atau diundur. ”Untuk memainkan Copa America di AS masih dalam tanda tanya besar,” ucapnya.

”Presiden dari salah satu konfederasi (Concacaf) sekarang sudah menjadi tahanan. Sedangkan, aliran dana yang melibatkan mereka juga sudah diblokir. Makanya, tidak bisa disalahkan apabila kami sudah bisa mengatakan hal-hal di tahun depan akan seperti yang diramalkan sebelumnya,” lanjutnya.

Meski demikian, kalender sudah tersusun. Setelah Copa America 2016 sudah menyusul Copa America 2019 di Brasil, lalu Copa America 2023 di Ekuador. Sehingga, sulit untuk diundur. ”Sejauh ini kami benar-benar siap untuk melaksanakan semuanya itu sesuai dengan kalender yang dijadwalkan,” tegasnya. (ren/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan