[tie_list type=”minus”]Kandaskan Favorit Juara, Akhiri Penantian 99 Tahun[/tie_list]
HISTORIA atau dalam Bahasa Indonesia berarti sejarah. Kata-kata itu yang banyak menghiasi sampul di media-media Cile, setelah Sabtu malam atau Minggu dini hari WIB (5/7) yang heroic di Estadio Nacional, Santiago. Sambutan itu diberikan bagi timnas Cile setelah mengangkat trofi Copa America untuk kali pertama.
La Roja “ julukan timnas Cile “ mengakhiri penantian 99 tahunnya akan trofi juara Copa America setelah mengandaskan favorit juara, Argentina. Pesta di Santiago itu ditentukan via adu tendangan penalti setelah kedua tim bermain berimbang tanpa gol dalam 2 x 45 menit plus extra time.
Kegagalan Gonzalo Higuain menjalankan tugasnya sebagai algojo kedua menjadi titik awal petaka Argentina. Jangankan mengarah ke Claudio Bravo, bola sepakannya bahkan melayang jauh di atas mistar gawang. Kegagalan itu kemudian diikuti Ever Banega yang tendangannya bisa dengan mudah diamankan Bravo.
Dari tiga penendang pertama yang disodorkan Gerardo “Tata” Martino, hanya sepakan Lionel Messi merobek gawang Bravo. Bandingkan dengan empat algojo Cile yang dapat memaksimalkan peluang. Matias Fernandez, Arturo Vidal, Charles Aranguiz, dan Alexis Sanchez mampu menaklukkan Sergio Romero.
Trofi ini menjadi membayar penantian Cile sejak turnamen antar negara Amerika Latin itu dilangsungkan pada tahun 1916, atau 99 tahun silam. Dari lima kali edisi Copa America, empat lainnya hanya bisa diakhiri dengan posisi runners up. Seperti di edisi 1955, 1956, 1979 dan 1987.
”Sekarang, semua orang Cile sudah bisa mulai bermimpi. Kami sudah menuntaskan satu tugas kami hari ini, dan meloloskan diri dari kualifikasi Piala Dunia 2018 akan menjadi target Cile berikutnya,” ujar pelatih Cile, Jorge Sampaoli setelah pertandingan, seperti yang dikutip dari FOX Sports.
Sampaoli, pelatih Argentina pertama yang mampu mengalahkan timnas Argentina di laga final turnamen besar internasional. Dia memuji performa anak asuhnya yang konsisten di Copa America tahun ini sejak fase grup hingga final kemarin. Hanya Meksiko yang dapat menahan laju Bravo dkk di fase grup.
Sedangkan, lima laga lainnya dituntaskan dengan kemenangan. Diakui Sampaoli, skuad asuhannya tidak harus mengakhiri laga lewat babak tos-tosan. Apalagi, berdasarkan dari statistic Whoscored, Cile unggul segalanya atas Argentina sebelum babak tos-tosan. Baik itu di sisi penguasaan bola, ataupun dalam membuka peluang.