Branding Produk Lokal Harus Lebih Baik

[tie_list type=”minus”]Perlu Sertifikasi Keahlian [/tie_list]
CIMAHI – Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Cimahi Nissa Rinjani menilai, branding produk lokal dan sertifikasi keahlian menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan sebagai cara untuk menumbuhkan kecintaan pada produk lokal. Hal ini harus lebih ditekankan jelang Jelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

DOKUMENTASI/FAJRI ACHMAD NF/BANDUNG EKSPRES BELAJAR MERIAS: Peserta pelatihan rias melakukan praktik langsung merias wajah pada gelaran Beauty Ramadan With Azzura di Hotel Harris, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Selain pelatihan cara merias pada kegiatan ini juga diberikan tips mengenakan kerudung dengan berbagai model.
DOKUMENTASI/FAJRI ACHMAD NF/BANDUNG EKSPRES
BELAJAR MERIAS: Peserta pelatihan rias melakukan praktik langsung merias wajah pada gelaran Beauty Ramadan With Azzura di Hotel Harris, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Selain pelatihan cara merias pada kegiatan ini juga diberikan tips mengenakan kerudung dengan berbagai model.

”Makanya branding kita harus bagus supaya orang tertarik membeli produk dalam negeri,” kata Nissa di Gedung The Historic Jalan Gatot Subroto Kota Cimahi kemarin (5/7).
Dia menilai, dengan peningkatan nilai produk tersebut, digarang-gadang mampu mendongkrak daya saing produk lokal di mata asing. Makanya, sertifikasi keahlian dari suatu lembaga pendidikan menjadi hal yang tidak kalah penting untuk meningkatkan kualitas produk.
Harapannya, sertifikasi ini dapat tercapai standarisasi keahlian sebelum disalurkan ke perusahaan-perusahaan di Kota Cimahi. Bagi dia, sertifikasi ini juga penting untuk meningkatkan kualitas dalam bidang jasa. Pasalnya produk di Kota Cimahi bukan hanya kuliner semata. Namun ada juga yang bergerak dalam bidang jasa. ”Contohnya jasa make up. Jika sudah tersertifikasi di suatu lembaga pendidikan, maka akan jelas standarisasi keahliannya,” tandasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya telah melakukan MoU dengan sejumlah lembaga pendidikan di berbagai bidang keahlian. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan sumber daya manusia (SDM) lokal ke depannya. Sehingga, lulusan diharapkan dapat dengan mudah bekerja di perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Hipmi. ”Jadi kita nggak perlu karyawan dari luar dan lebih mengutamakan karyawan lokal saja,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan) Kota Cimahi Huzen Rachmadi mengungkapkan, kebanyakan pelaku usaha di Kota Cimahi adalah usaha mikro. Jumlahnya tercatat hingga 90 persen. Sisanya adalah usaha menengah yang omsetnya di atas Rp 400 juta per tahun.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan