Dina mengaku dilempar sana-sini oleh petugas saat bertanya di mana harus check in. Perempuan berkacamata itu diketahui akan menuju Tanjung Pinang bersama suami, dua anak, dan orang tuanya dengan penerbangan Garuda pada pukul 10.30. Namun, hingga pukul 14.00 dia dan keluarga masih belum mendapat kejelasan.
’’Bahkan saya dapat email dari Garuda, katanya no show. Ini maksudnya gimana. Tadi katanya bisa,’’ tuturnya kesal. Kekesalan itu diakuinya bukan hanya karena minimnya informasi terkait penanganan, namun juga tidak tersedianya kursi roda untuk sang ibunda yang telah renta. Padahal, sejak pagi ia harus diombang-ambing untuk kepastian berangkatnya.
Sama halnya dengan yang dialami Koesnadi, 75. Pria asli Surabaya itu merasa penyampaian informasi terkait delay atau refund dan reschedule masih kurang memadai. Meski penerbangan yang akan dilakukannya pada pukul 15.00, dia meyakini juga akan terkena dampak dari keterlambatan yang terjadi. ’’Yakin pasti kena ini. Saya sih tidak mau refund, karena pasti susah nyari penerbangan lagi. Reschedule saja,’’ ungkapnya singkat.
Diakui oleh pihak Garuda, akibat insiden yang terjadi ada sejumlah penerbangan yang terganggu. Karena ternyata, server garuda yang berada di dekat JW lounge juga terkena imbas. Tercatat, 80 penerbangan mengalami keterlambatan dengan tujuan Surabaya, Denpasar, Makasar, Medan, Palembang, Jogjakarta, Ambon, dan lainnya. Dari penerbangan pukul 06.00-12.00 WIB, sebanyak 20 penerbangan. Sementara, sisanya dari penerbangan pukul 12.00-18.00 WIB. Diperkirakan, delay penerbangan pagi terjadi hingga tiga jam dan sesi siang sekitar dua jam dari jadwal awal.
Dirjen Angkutan Udara Suprasetyo pun langsung meminta pihak Garuda segera mengambil tindakan. Dia menginstruksikan agar Garuda mengoperasikan pesawat berbadan lebar utk menyangkut penumpang yang terkena delay. Sehingga, dapat dilakukan penyatuan penerbangan.
’’Kita juga minta agar prioritas delay penumpang yang telah di bandara. Mereka mau diberangkatkan lagi dengan jadwal yg telah disesuaikan atau refund harus dilayani dengan baik,’’ ungkapnya.
Terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, permintaan itu sudah dilakukan. Pihaknya telah menyediakan layanan refund dan reschedule untuk para penumpang. Proses tersebut pun bebas dari biaya. ’’Tentu sesuai dengan management krisis yang kita miliki, hal itu langsung kita terapkan,’’ ujarnya.