[tie_list type=”minus”]Siapkan Investasi Rp 239 T[/tie_list]
JAKARTA – Tarik ulur perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia akhirnya menemui titik terang. Pemerintah memberikan sinyal persetujuan perpanjangan kontrak dan Freeport pun menjanjikan komitmen investasi baru hingga ratusan triliun rupiah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, saat ini negosiasi kontrak antara pemerintah dan Freeport memang masih berlangsung. Namun, pembicaraan serius mengenai rencana investasi menjadi tanda bahwa pemerintah akan memperpanjang kontrak Freeport.
”Secara keseluruhan, pesannya (presiden), kalau kita diskusi mengenai investasi, tidak mungkin ada pikiran untuk memutus (kontrak),’’ ujarnya setelah mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan James Robert (Jim Bob) Moffett, chairman Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc yang merupakan induk perusahaan Freeport, di Istana Negara baru-baru ini.
Menurut Sudirman, dalam enam bulan terakhir, negosiasi kontrak Freeport menunjukkan kemajuan signifikan. Di antara 17 poin negosiasi, 15 poin sudah disepakati. Dua yang masih finalisasi adalah besaran royalti yang harus dibayar Freeport serta kelanjutan operasi. ”Untuk royalti, sebentar lagi disepakati Menkeu. Kelanjutan operasi nanti menunggu pengajuan dua tahun sebelum kontrak habis,” katanya.
Sebagaimana diketahui, kontrak Freeport akan berakhir pada 2021. Karena itu, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 77/2014, pengajuan perpanjangan kontrak paling cepat dilakukan dua tahun sebelum masa kontrak berakhir. Dengan begitu, perusahaan tambang tembaga dan emas yang beroperasi di Papua tersebut baru bisa mengajukan permohonan resmi perpanjangan kontrak pada 2019.
Meski demikian, lanjut Sudirman, karena industri pertambangan merupakan industri padat modal yang membutuhkan perencanaan jangka panjang, pembicaraan pendahuluan dilakukan sekarang agar Freeport bisa menyusun rencana investasi. ”Mereka sudah menyiapkan investasi USD 18 miliar (sekitar Rp 239 triliun),” ucapnya.
Sudirman menyebut, dari dana investasi tersebut, USD 2,5 miliar atau Rp 33 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan smelter atau fasilitas pengolahan dan pemurnian. Lainnya akan digunakan untuk pengembangan underground mining atau tambang bawah tanah. ”Tambang bawah tanah Freeport akan jadi yang terbesar di dunia,” ujarnya.
Chairman of Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc Jim Bob Moffett menambahkan, pihaknya yakin pemerintah Indonesia memperpanjang kontrak operasional mereka di Papua. ”Kami percaya pemerintah akan memberi jaminan hukum perpanjangan operasi kami seiring investasi multimiliar dolar yang kami lakukan,’’ katanya.