Sebaliknya, kegagalan itu menjadi step Argentina untuk menapak juara Copa America. Dikutip Goal, winger Manchester United tersebut menilai di final Copa America ini tim yang dibelanya sudah bisa mengatasi kegugupan, yang disebutnya menghinggapi skuad Argentina di final tahun lalu.
Untuk final Copa America ini, Di Maria menegaskan rekan setimnya sudah siap dengan pressure, terutama dari pendukung tuan rumah. ”Untuk tahun ini memang nervous itu masih ada. Tapi kami sudah tahu bagaimana cara mengendalikannya. Mencapai final itu penting, tapi lebih penting lagi mengakhirinya dengan juara,” koarnya.
Komposisi racikan Tata Martino kemungkinan tidak akan jauh berbeda seperti saat bisa menggunduli Paraguay di semifinal lalu (1/7). Hanya Ezequiel Garay yang kemungkinan absen lantaran penyakit Gastroenterocolitis atau peradangan di lambungnya. Posisinya di bek tengah akan digantikan dengan Martin Demichelis.
Yang menjadi kewaspadaan tuan rumah adalah ancaman Lionel Messi. La Pulga ” julukan Messi ” sebelumnya membuat tiga assists di balik kemenangan setengah lusin Argentina. Moving-nya akan menentukan kebangkitan Argentina apabila Gary Medel dkk tidak mampu meredamnya.
Apalagi, pencetak gol terbanyak Barcelona di musim 2014-2015 tersebut sudah berkoar bakal mengakhiri seretnya perolehan golnya di Copa America ke gawang Claudio Bravo, rekan setimnya di La Blaugrana. ”Saya berharap Tuhan menyimpan gol dari saya untuk final nanti,” koar Messi, dikutip dari FOX Sports.
Bukan hanya Cile yang mesti waspada, pun demikian dengan Argentina dan Messi. Pada Copa America 2015 ini, Cile dikenal sebagai tim dengan permainan kasar dan provokatif. Uruguay dan Peru sudah menjadi korbannya dengan merelakan satu pemainnya mendapat kartu merah.
Sebagai rekan setimnya di Barcelona, Bravo mengingatkan rekan-rekannya untuk tidak 100 fokus pada Messi. ”Yang harus menjadi fokus kami di final nanti adalah permainan tim ini sendiri. Karena dengan fokus pada permainan tim, maka kami bisa mengontrol Messi, atau pemain berkelas milik Argentina lainnya,” tutur penjaga gawang berusia 32 tahun itu.
Baru sekali bertemu di final Copa America, kedua negara ini sudah 12 kali bentok. Dari 12 kali bentrok itu, Cile hanya mampu memenangi satu laga, itu pun terjadi pada babak kualifikasi Piala Dunia 2010 zona CONMEBOL, 2008 silam. Delapan kemenangan jadi milik Argentina, dan tiga kali kedua negara berimbang.