Tersandung Batu Bernama Deja Vu

Statistik permainan Whoscored menyebut, Brasil unggul penguasaan bola sampai dengan 59 persen. Itu ditambah lagi dengan passing sukses Brasil yang lebih baik 79 persen banding 70 persen dengan Paraguay. Namun, permainan Paraguay yang mengedepankan counter attack menjadi titik balik kegagalan Brasil.

Terutama dari permainan cepat sisi sayapnya. Sisi kiri permainan Paraguay jadi paling dominan dengan 38 persen, di situ ada peran Osvaldo Martinez, Oscar Romero dan Raul Bobadila. ”Performa solid kami tidak ada apa-apanya dengan hukuman penalti dan babak adu tendangan penalti,” cetusnya.

Miranda menyebut, performa Brasil sudah cukup bagus sejauh ini. Empat laga di Copa America, dua kali menang dan dua kali kalah menjadi hasilnya. ”Sekarang kami harus tetap berjalan dengan kepala tegak, masih ada kualifikasi Piala Dunia. Itu jauh lebih penting bagi kami sekarang,” lanjutnya.

Terpisah, Dunga tidak mau display penendang penaltinya disalahkan. Sebaliknya, pelatih berusia 51 tahun tersebut menganggap anak asuhnya sejatinya masih bisa melawan tidak sampai ke adu tendangan penalti. Hanya, sebut Dunga, kebugaran pemainnya terkendala di laga tersebut.

Diungkapkan dalam situs resmi Copa America, Dunga menyebut ada beberapa pemain andalannya terkena virus misterius. Termasuk di balik penggantian Willian dan Robinho masing-masing pada menit ke-60 dan 87. ”Memang bukan alasan, tapi 15 pemain kami terkena virus minggu ini. Sampai kami harus batasi sesi latihan,” bebernya.

Virus itu bermacam-macam. Ada pemain yang menderita sakit kepala, atau sakit di bagian punggungnya, dan sebagainya. Dunga mengklaim beberapa pemainnya sempat ada yang muntah saat berlatih sebelum babak perempat final kemarin. ”Willian sempat merasa tidak enak badan di babak pertama, Robinho pun demikian,” kalimnya.

Karenanya, sepanjang laga pemainnya kesulitan untuk menyeimbangkan permainan. Mulai dari duel udara, lalu kecepatan dalam transisi permainan antara menyerang dan bertahan. ”Dan pada akhirnya kami mengalami kekurangan pada akhir pertandingan,” tegasnya.

Brasil menjadi raksasa ketiga yang mampu dihindari Paraguay dalam Copa America ini. Sebelumnya, di babak fase grup, sudah ada dua raksasa Amerika Latin yang dibuat susah. Pertama menahan Argentina 2-2 (14/6), lalu di laga terakhir fase grup B Santa Cruz dkk juga menahan juara bertahan Uruguay 1-1 (21/6).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan