[tie_list type=”minus”]Siapkan Rp 2,3 Miliar[/tie_list]
JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya membatasi praktik para spekulan atau tengkulak sembako jelang bulan puasa. Salah satu opsinya, yakni melalui operasi pasar yang akan dilakukan merata di seluruh wilayah ibu kota.
”Spekulan dan tengkulak jangan coba-coba naikkan harga. Kami siap menghadapi mereka karena punya dana yang cukup,” kata Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidajat usai membuka Festival Kuliner Nusantar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, kemarin (14/6).
Selain operasi pasar, pemprov akan mengontrol harga sembako di bulan Ramadan dan Lebaran melalui operasi pasar murah. Dengan demikian, warga tidak kesulitan mendapatkan kebutuhan bahan pokok. ”Supaya masyarakat bisa tenang hadapi bulan puasa dan Lebaran,” tambahnya.
Sementara itu, khusus untuk komoditas daging, Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta menyiapkan 36 ton daging sapi dan 19.500 ekor ayam potong selama Ramadan yang akan dijual dengan harga murah melalui operasi pasar dengan sistem kupon.
Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni mengatakan, daging yang akan dijual berkualitas baik, aman, dan halal. Hal tersebut sebagai cara pemerintah untuk menstabilkan harga komoditas daging.
”Intervensi Pemprov DKI dalam menstabilkan harga jelang Lebaran,” ujarnya.
Untuk harga akan dipatok cukup rendah. Harga daging sapi akan dijual Rp 50 ribu per ekor. Sedangkan daging ayam dijual Rp 25 ribu per ekor.
Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan anggaran Rp 2,3 miliar untuk menyiapkan operasi daging sapi dan ayam jelang puasa dan Lebaran. Operasi pasar akan dilakukan pada H-4 Ramadan dan H-2 Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan daging sapi jelang puasa dan Lebaran 2015. Karena itu, dia memutuskan untuk mengimpor sapi dari Australia.
”Kami sudah putuskan untuk mengimpor sebanyak 270 ribu ekor dari Australia,” ujar Gobel di Kawasan Industri MM 2100, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (12/6) lalu.
Gobel menjelaskan, keputusan untuk mengimpor ratusan ribu ekor sapi tersebut karena diperkirakan jumlah yang ada saat ini tidak mencukupi untuk menghadapi puasa hingga Lebaran mendatang. Terlebih, permintaan daging sapi selama puasa hingga Lebaran semakin meningkat.