Pilihan tersulit pada abad ini ialah menentukan siapa yang terbaik di antara Iker Casillas dan Gianluigi Buffon. Keduanya lahir di era yang sama dan secara usia hanya terpaut tiga tahun.
Casillas dan Buffon adalah simbol kejayaan. Keduanya pernah menjadi juara dunia. Pernah pula menjadi juara di negaranya. Namun, tak seperti Casillas, Buffon tak pernah menjuarai Liga Champions Eropa.
Pada musim keduanya bersama Juventus, dia sudah mencicipi partai final Liga Champions. Meski berjibaku sepanjang 120 menit pertandingan, tapi Buffon tak mampu membawa Juventus dan dirinya mengangkat trofi Liga Champions setelah kalah lewat adu penalti dari AC Milan.
Buffon yang berdiri di Berlin malam itu, bukanlah Buffon 12 tahun lalu yang berdiri di Manchester. Buffon yang berdiri di Berlin malam itu adalah Buffon yang telah memenangi Piala Dunia; yang pernah merasakan sakitnya kekalahan di partai final Piala Eropa; dan yang menjadi dewasa karena prahara.
Penampilan Buffon semalam memang menonjol. Di luar tiga gol yang bersarang di gawangnya, Buffon mampu mengomandoi lini pertahanan Juventus yang dibuat tak berdaya oleh pola serangan Barcelona, terutama pada babak pertama.
Bukan sekali dua kali dia berteriak mengingatkan rekan-rekannya untuk fokus. Kebobolan di menit-menit awal membuat kepercayaan diri Barcelona meningkat. Mereka mengurung di hampir semua menit pada babak pertama.
Berulang kali umpan Ivan Rakitic diarahkan ke Neymar di sisi kanan pertahanan Juve. Lewat sisi itu pulalah Juve diserang. Belum lagi jarak antarlini yang terlampau lebar, membuat Messi kerap memaksimalkan ruang di antara lini belakang dan lini tengah Juve untuk membuat peluang.
Buffon mampu menjaga gawangnya untuk tak kebobolan lebih banyak meski Barcelona melepaskan tujuh attempts pada babak pertama. Barcelona kian agresif pada babak kedua dengan melepaskan 10 attempts.
Kekalahan Juventus dari Barcelona memang bukan sepenuhnya kesalahan Buffon. Ada ketidaksesuaian formasi yang digunakan Massimiliano Allegri untuk menghalau serangan Barca. Ini yang membuat Barca begitu bebas mengeksploitasi kedua sisi dan area antarlini Juve.