Makanya, dengan mantap Buffon menganggap komposisi skuad Juventus saat ini jauh lebih hebat ketimbang final di Manchester. Selain Pirlo, mereka juga punya Arturo Vidal dan Paul Pogba. Tidak hanya itu, kekuatan trio pertahanan Giorgio Chiellini, Leandro Bonucci dan Andrea Barzagli juga siap mengancam Barca.
”Begitu kami dinyatakan lolos ke partai final Liga Champions tahun ini, anggap saja kami melawan tim yang lebih hebat dari kami. Itu yang mungkin sama seperti yang kami rasakan pada 2003 tahun lalu, karena kami merememahkan Milan. Karenanya, akan sangat kecewa jika kami tidak bisa lagi memenangi final Liga Champions,” bebernya. Sharing-sharing-nya dengan Pirlo setelah bermain bersama di Juventus sejak 2011 silam sudah menumbuhkan konfidensi Buffon dan Juventus kali ini. ”Beberapa tahun lalu menjadi saat-saat yang paling membahagiakan bagi saya (juara bersama Milan, Red). Sekarang saya sudah ada dalam tim ini, dan semoga berakhir dengan bagus,” tutur Pirlo secara terpisah.
Salah satu tugas terberat Buffon adalah menghindarkan gawang Juventus kebobolan dari trio Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar yang dikenal dengan trio MSN. Trio ini sudah menjebol gawang lawan-lawannua musim ini sebanyak 120 gol, terbanyak sepanjang sejarah.
Lengah sedikit, maka Buffon akan merasakan gol ke-121 dari trio ini. Sebagai pelatih yang pernah terlibat dalam kesukesan Buffon, termasuk saat Italia memenangi final Piala Dunia 2006 di lokasi final Liga Champions musim ini, Marcello Lippi meminta kepada Buffon hanya menikmati laga final saja.
Tanpa harus memikirkan kekuatan lawan. ”Barcelona bisa difavoritkan dengan pemain bak makhluk luar angkasanya. Tapi ingat, mereka belum pernah bertemu dengan klub dengan karakteristik seperti Juventus. Di balik kekuatan Juventus, dibutuhkan performa hebat dari Buffon,” tegasnya kepada La Gazzetta dello Sport. (ren/mio)