[tie_list type=”minus”]Prancis dan Spanyol Bela Blatter [/tie_list]
ZURICH – Resistensi UEFA dengan kepemimpinan FIFA di bawah Josep ”Sepp” Blatter ternyata tidak 100 persen. Bukannya semakin solid, malahan muncul kabar bahwa jumlah 73 suara yang masuk ke penantang Blatter, Pangeran Ali bin Al Hussein tidak 100 persen dari UEFA.
Konfederasi negara-negara Eropa itu sendiri harusnya bisa menyuplai 53 suara sebanding dengan jumlah hak suara yang dimilikinya. Tapi faktanya, ternyata ada sekitar 18 negara anggota UEFA yang tetap berpihak kepada Blatter dan mengabaikan anjuran Presidennya Michel Platini untuk menolak Blatter.
Fakta mengejutkan itu terjawab dua hari setelah Pemilihan Presiden FIFA di Zurich, pada Jumat malam waktu setempat (29/5). Andaikan tidak ada 18 negara yang membelot, kans Pangeran Ali untuk mengakhiri rezim Blatter bisa saja berhasil. Minimal, dengan 91 suara berbanding 115 pendukung Blatter tidak akan membuat Pangeran Ali mundur.
”Kami meyakini tidak semua negara di Eropa yang memilih Pangeran Ali, setidaknya ada 18 negara Eropa yang memberikan suaranya untuk mendukung Blatter,” ungkap salah satu sumber terdekat dengan Pangeran Ali, sebagaimana yang diberitakan di Daily Mail.
Tidak disebutkan secara rinci negara mana saja yang membelot ke kubu Blatter. Hanya, menurut orang dalam FIFA kepada Mail, dari 18 negara yang mendukung Blatter itu ada tiga di antaranya berstatus negara dengan kekuatan sepak bola besar di Eropa. Selain Rusia dengan kepentingannya sebagai host Piala Dunia 2018, nama Prancis dan Spanyol juga disebut mendukung Blatter.
Selain itu, Turki, Finlandia dan Siprus juga ikut mendukung Blatter. Keberadaan Prancis dan Spanyol tentu yang menjadi pertanyaan. Terutama Prancis yang punya kedekatan dengan Platini. Terbukti factor kedekatan sebagai sama-sama orang Prancis tidak manjur mengarahkan suaranya.
Keberpihakan Prancis dan Spanyol lebih dikarenakan besarnya suntikan dana dari pihak Qatar untuk kompetisi sepak bolanya masing-masing. Prancis dengan Ligue 1-nya, dan Spanyol dengan Primera Division. Komite Eksekutif dari kedua negara itu juga memberi suaranya untuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.