Fifa mengirimkan surat peringatan kepada PSSI untuk segera menyelesaikan kisruhnya dengan kemenpora dan diberikan batas waktu hingga 29 Mei.
Kemenpora mengumumkan tim transisi untuk menjadi opetaror kompetisi liga Indonesia, namun di tunda dengan alasan nama-nama anggota dari tim yang dirancang masih dalam proses seleksi
PT Liga mengundang Perwakilan dari 18 klub peserta liga untuk bertemu di Jakarta. Hasil rapat itu mengeluarkan opsi dari PT LI untuk kembali menggelar kompetisi pada bulan September 2015.
Secara mengejutkan, Kemenpora mengumumkan 17 nama dari tim Transisi. 17 orang itu datang dari berbagai latar belakang.
PT LI mewacanakan untuk kembali bertemu dengan 18 klub ISL guna memberikan keputusan di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
18 klub peserta ISL menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Hotel Borobudur, Jakarta. Hasilnya PT liga Bersama 18 klub ISL sepakat menggelar turnamen pramusim pada Mei-Agustus.
PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi membatalkan turnamen pramusim lantaran tidak mendapat rekomendasi dari BOPI.
Kemenpora mewacanakan akan menggulirkan turnamen dengan tajuk Piala Kemerdekaan pada Juni 2015.
Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan Kemenpora, Ketua KOI Rita Subowo, Agum Gumelar dan Wakil Ketua PSSI Hinca Panjaitan. Pada pertemuan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Menpora mencabut pembekuan PSSI.
FIFA akhirnya memberikan sanksi untuk Indonesia yaitu larangan bertanding di turnamen internasional dan juga larangan mendapatkan bantuan dari FIFA dan dari Konfederasi Sepak Bola Asia dalam bentuk dana bantuan, program, atau kursus, hingga syarat-syarat yang diberikan oleh FIFA dituruti.