COBLONG – Menindaklanjuti kasus demam berdarah dengue (DBD) baru-baru ini yang menimpa warga Maleer, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengimbau kepada masyarakat Kota Bandung untuk menjaga lingkungan. Selain itu, dinkes menyebarkan surat edaran ke semua rumah sakit, kecamatan dan sering mengadakan penyuluhan untuk masyarakat.
Kepala Seksi Pemantau Penyakit Dinkes Kota Bandung Hj. Sugiharti D mengatakan, pada Februari 2015 ada peningkatan kasus DBD. ’’Setelah kami memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai DBD, pada bulan April 2015 terjadi penururan kasus,’’ jelas dia kepada Bandung Ekspres saat ditemui di kantornya kemarin (27/5).
Menurut pemantauan dinkes di sejumlah rumah sakit di Kota Bandung, penyakit DBD memang meningkat lagi pada akhir Mei 2015 ini. ’’Ada 223 kasus,’’ sebut Sugiharti.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk lebih waspada, agar terhindar dari wabah DBD. Sebab, kasus DBD meningkat setiap tahun. ’’Dengan surat edaran yang dinkes sebarkan masyarakat untuk lebih berperan serta dalam kegiatan 3M, agar kasus demam berdarah ini tidak semakin tinggi,’’ tegasnya.
Adapun dinkeas sudah memetakan daerah-daerah yang rawan penyebaran nyamuk DBD. Di antaranya, Kecamatan Coblong, Gedebage, dan Lengkong. Hal ini dipicu oleh letak geografisnya Kota Bandung yang mobilitasnya sangat tinggi. Sehingga, memungkinkan nyamuk-nyamuk terbawa oleh kendaraan-kendaraan, sehingga tersebar di Kota Bandung.
Tindakan dari dinkes mengenai DBD dengan dilakukan foging dan sebagainya tidak akan berpengaruh apabila masyarakatnya tidak turut serta membasmi DBD. Sebab, nyamuk penyebab DBD berkembang biak di tempat bersih dan tenang. Seperti, bak mandi dan water torn. ’’Maka dari itu masyarakat harus lebih sering membersihkan genangan-genangan air. Minimal satu minggu sekali,’’ saran Sugiharti.
Dinkes juga menyarankan warga untuk menggunakan bubuk Abate. Bubuk ini bisa digunakan untuk membersihan genangan air yang sulit dijangkau. Seperti, water torn. Bubuk Abate ini diberikan melalui puskesmas-puskesmas kepada warga untuk dibagikan secara gratis. Sehingga, jika ada yang memungut bayaran mengenai bubuk abate ini, dipastikan itu oknum atau bukan petugas puskesmas.