Bisa Jadi Akhir Karir Blatter

Selain Swiss, FBI juga berkepentingan dalam kasus ini karena mereka juga memutuskan untuk kembali membuka kasus yang seharusnya bisa disebut sebagai ’’kadaluwarsa” karena berkaitan dengan penyelenggaraan berbagai turnamen yang digulirkan FIFA pada dekade 1990-an. Utamanya berkaitan dengan alokasi media, marketing, serta bagi hasil sponsor.

”Seperti yang telah menjadi materi sangkaan. Tersangka telah melakukan kegiatan mengembangkan budaya korupsi serta keserakahan yang berakibat kepada tidak ratanya tingkat kemakmuran yang dicapai oleh olahraga yang diklaim terbesar di dunia,” ujar Direktur FBI James Comey sebagaimana dilansir Daily Mail.

Jaksa Agung Amerika Serikat Loretta E. Lynch pun tak kalah keras dengan mengatakan bahwa korupsi yang terjadi di FIFA telah menjadi sangat akut. ”Ini (korupsi) telah tumbuh merajalela, sistemik, serta mengakar kuat baik di luar negeri maupun disini, Amerika Serikat,” ujarnya seperti dilansir New York Times. Berapa nilainya? Lynch memperkirakan bahwa terjadi korupsi hingga USD 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun!.

Bagaimana tanggapan FA? Dalam pernyataannya, FIFA menyatakan menyambut baik dengan ’’membuka diri terhadap segala penyelidikan yang dapat berkontribusi untuk mencegah tindakan yang salah dikemudian hari.”

Direktur Komunikasi FIFA Walter de Gregorio menyatakan bahwa kejadian yang terjadi kemarin merupakan hari terburuk dalam sejarah beridirinya FIFA. ”Namun, ini menjadi hari yang indah untuk berbenah. Proses masih berlangsung dan kami tidak sabar menunggu hasilnya,” ujarnya sebagaimana dilansir RTE News.

Lebih lanjut, De Gregorio menyatakan bahwa kejadian ini tidak akan sampai mengganggu jalannya kongres. Apalagi sampai menyeret Blatter ataupun Jerome Valcke selaku Sekjen FIFA. ”Kejadian ini tidak menyangkut Presiden maupun Sekretaris Jenderal. Kongres tetap dijalankan sesuai rencana. Yaitu Jumat,” tegasnya.

Di sisi lain, Rusia yang menjadi ’’target” dari penyelidikan mengaku tidak ada yang disembunyikan dari indikasi suap yang dilakukan terkait dengan pemilihan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018.

”Kami sedang mempersiapkan untuk memperlihatkan semuanya. Kami selalu bertindak sesuai koridor hukum yang berlaku,” ungkap Menteri Olahraga Vitaly Mutko sebagaimana dilansir Associated Press.

Tinggalkan Balasan