[tie_list type=”minus”]Polres Sidak Pasar Rebo [/tie_list]
PURWAKARTA – Jajaran Polres Purwakarta melakukan infeksi mendadak (Sidak) di Pasar Rebo Purwakarta, kemarin (21/5). Sidak dilakukan untuk mengecek keberadaan beras sintetis (plastik, red) yang belakangan ramai diberitakan.
Dalam Sidak tersebut tidak ditemukan barang bukti beras plastik yang dijual oleh sejumlah pedagang beras di Pasar Rebo. Meski demikian, Polres Purwakarta akan tetap melakukan pengawasan berlanjut ke sejumlah pasar tradisional, mini market maupun pasar semi modern di Purwakarta.
Kabag Ops Polres Purwakarta, Kompol Yaya Mulyana menuturkan, sidak kali ini dilakukan dalam rangka mengantisifasi penyebaran beras palsu. Disamping Polres Purwakarta sudah menerima laporan terkait penjualan beras sintetis di luar Purwakarta.
”Di wilayah lain, informasinya sudah ada. Pas kita cek, di Purwakarta belum ditemukan. Kita akan tetap melakukan pengawasan lebih lanjut. Dan mendorong petugas kepolisian untuk meningkatkan pengawasan,” jelas Kompol Yaya kepada sejumlah wartawan di sela-sela pengawasannya.
Jika kedepan ditemukan ada pedagang yang menjual beras sintetis, akan ditindak secara hukum. Begitupun dengan distribuotor dan produsen beras palsu tersebut.
”Jika ditemukan ada penjual beras sintetis, akan kita tindak sesuai Pasal 8 UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,” tegas Kompol Yaya.
Ditanya soal sanksi hukum yang akan diberikan, bagi pihak-pihak yang terlibat dalam jual beli beras sintetis ini akan dikenakan sanksi pidana kurungan maksimal 5 tahun penjara, atau sanksi denda sebesar Rp5 miliar.
”Jika ada pengusaha beras sintetis, distributor maupun penjual dengan sengaja menjual beras sintetis akan ditindak sesuai dengan UU hukum yang berlaku,” ungkapnya.
Dari pihak pedagang, sejauh ini sudah mengetahui akan pelarangan menjual beras palsu asal Cina tersebut. Hanya saja, sejauh ini pedagang masih awam bagaimana membedakan antara beras palsu dan asli. Hal yang lebih ditakutkan oleh sejumlah pedagang beras di Purwakarta, yakni ketika beras sintetis dicampur dengan beras asli.
”Yang kami takuti justru bukan asli tidaknya, tetapi ketika beras itu sudah dicampur. Kami selaku pengecer beras sulit membedakan,” kata H Jaenudin, 54, pedagang beras di Pasar Rebo.