”Saya di sini tidak untuk menjadi pelatih terbaik di dunia. Saya di sini untuk membuat banyak orang merasa bahagia dan membantu klub dan para pemainnya seperti yang pernah salah lakukan bersama Barcelona,”
Guardiola Pelatih Bayern Munich
[tie_list type=”minus”]Misi Guardiola Dalam Bahaya Kegagalan [/tie_list]
MUNICH – Rentetan hasil mengecewakan yang dipetik Bayern Munich akhir-akhir ini membuat Josep Guardiola jadi sasaran kritik. Guardiola menyatakan telah mencoba mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Sejak mengunci titel Bundesliga, performa Bayern justru jatuh bebas. Philipp Lahm dkk. menelan empat kekalahan berturut-turut termasuk saat didepak Borussia Dortmund di semifinal DFB-Pokal, yang sekaligus memupus ambisi Treble mereka.
Bayern kini dihadapkan pada pekerjaan sangat sulit melawan Barcelona di semifinal Liga Champions. Die Roten menyerah 0-3 di leg pertama sehingga harus menang minimal 4-0 supaya bisa lolos ke final. Mengingat, performa Barca yang sedang ganas-ganasnya, comeback bisa dibilang nyaris mustahil bisa dilakukan.
Jika Bayern kembali tersingkir di empat besar maka itu akan menjadi yang kedua beruntun bagi Guardiola sejak hijrah ke Bavaria pada musim panas 2013. Di musim perdananya, Bayern juga terhenti setelah digasak Real Madrid dengan agregat 5-0.
Media-media Jerman menghujani pelatih Catalan itu dengan berbagai kritik. Die Welt mengatakan bahwa “Misi Guardiola dalam bahaya kegagalan.” Guardiola dianggap tidak bisa menjaga Bayern di level tim terbaik di dunia sedangkan FAZ mengatakan bahwa eranya di Munich di ambang menjadi sebuah selingan kecil dari sejarah panjang klub.
Perpecahan di klub juga membayangi ‘rezim’ Guardiola, menyusul mundurnya tim medis Bayern yang kabarnya disalahkan atas cederanya sejumlah pemain inti Bayern sehingga menurunkan performa tim. Yang terbaru, Guardiola disebut-sebut berselisih dengan Thomas Mueller.
”Saya di sini tidak untuk menjadi pelatih terbaik di dunia, itu omong kosong, maaf. Saya di sini untuk membuat banyak orang merasa bahagia dan membantu klub dan para pemainnya seperti yang pernah salah lakukan bersama Barcelona,” kata Guardiola di AS.
”Saya selalu memberikan segala yang saya bisa, saya tidak tahu apakah itu sudah mencukupi orang-orangnya. Jika bagi klub, presiden, dan para legenda klub dan fans tidak cukup maka saya sangat menyesal. Tapi saya tidak akan mengubah hidup saya karena menang atau tidak menang.”