WNI Bisa Dihukum Berat

Ditanya Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) soal lolosnya penjagaan Bandara Juanda terhadap tas milik Rustawi, Anas mengatakan bahwa itu semua diserahkan kepada pengelola Angkasa Pura (AP) I Juanda. Dia menyatakan bahwa koordinasi jajarannya dengan mereka berlangsung baik. Namun, alumnus Akademi Kepolisian 1984 tersebut tampak tak bisa menyembunyikan kekecewaan. ’’Saya juga nggak tahu kok bisa sampai lolos ya,’’ ucapnya.

Seperti diberitakan, lolosnya barang berbahaya yang dibawa seorang jamaah umrah asal Jabung, Malang, Rustawi Tomo Kabul, 63, dalam penerbangan transit di Bandara Brunei menimbulkan tanda tanya. Tas milik jamaah umrah yang diduga terdapat alat peledak (explosive device) berupa bondet (bom ikan atau semacam bom molotov) dan tiga butir peluru lolos dari pemeriksaan X-ray Bandara Juanda.

Pihak AP I Juanda selaku pengelola bandara menepis anggapan bahwa jajarannya kecolongan. Menurut General Manajer (GM) AP I Juanda Yanus Suprayogi, proses skrining terhadap barang bawaan penumpang tidak menemukan indikasi adanya barang yang dilarang. ’’Saat di-X-ray, tidak ada barang yang menunjukkan sebagai explosive device,’’ ucap Yanus kemarin.

Pria yang baru menjabat GM AP I Juanda itu yakin jajaran aviation security yang bertugas di bagian skrining terminal selatan (T2) sudah menjalankan tugas sesuai prosedur. Dia juga yakin personel dan peralatan pendeteksi itu tidak bermasalah. Jika barang yang diskrining mengandung peledak, layar monitor akan menunjukkan warna putih.

Anak buahnya tidak curiga karena tak ada indikasi yang mengarah bahwa barang bawaan tersebut termasuk alat peledak. Selongsong peluru dari bahan kuningan yang sudah tidak ada bahan peledak (bubuk mesiu) dan proyektilnya, menurut Yanus, bukan masalah. ’’Kami yakin tidak kecolongan. Alat dan personel sudah perfek dan menjalankan (prosedur) sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi),’’ lanjut mantan GM AP I Sultan Hasanuddin itu. (did/sep/c9/end/rie)

Tinggalkan Balasan